Soft Power Islam Nusantara Jadi Landasan Diplomasi Indonesia

Sabtu, 08 Desember 2018 - 20:04 WIB
Soft Power Islam Nusantara Jadi Landasan Diplomasi Indonesia
Para pemateri memberikan pandangan dalam Seminar Internasional Islam Nusantara dan Diplomasi Indonesia di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya.Foto/SINDONews/Aan Haryono
A A A
SURABAYA - Islam Nusantara yang menjadi cerminan wajah nusantara diyakini mampu menjadi pondasi dalam diplomasi Indonesia.

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kementrian Luar Negeri Siswo Pramono menuturkan, sejarah panjang terbentuknya Indonesia tak bisa dilepaskan dari berbagai kejadian yang membentuk karakter khas bangsa.

"Islam nusantara memberikan cerminan masyarakat di Indonesia," ujar Siswo ketika ditemui di Seminar Internasional Islam Nusantara dan Diplomasi Indonesia di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, Sabtu (8/12/2018).

Ia melanjutkan, keberadaan Islam Nusantara bisa menjadi pondasi diplomasi baik di dalam maupun luar negeri. "Jadi Islam Nusantara itu soft power yang bisa dipakai untuk diplomasi," ucapnya.

Ketua Umum PP Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Ali Masykur Musa menuturkan, kehadiran Islam Nusantara sebagai soft diplomasi cukup tepat. Sehingga ada upaya aktif untuk menciptakan perdamaian dunia.

"Islam Nusantara juga senafas dengan pancasila," jelasnya.

Ia juga menjelaskan, kehadiran Islam Nusantara juga terbentuk lama. Ada banyak naskah kuno yang masih disimpan menunjukan banyak jejak Islam yang memiliki senyawa dengan kultur bangsa Indonesia.

Chair in Global Islamic Polities Deakin University, Melbourne, Greg Barton menjelaskan, di kancah dunia Indonesia sangat dikenal dengan Islam dan demokrasinya. Islam Nusantara menjadi bagian yang tak bisa dipisahkan dari sisi lokalitas masyarakat di Indonesia.

"Tentu yang paling penting adalah cara hidup dan dampaknya. Islam bisa mencerminkan kasih sayang antar semua orang," jelasnya.

Greg juga menegaskan, organisasi masyarakat di Indonesia terbukti mampu untuk menjaga transisi demokrasi. "Nahdlatul Ulama sendiri juga punya tradisi demokrasi," ucapnya.

Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya Prof Masdar Hilmy menjelaskan, cara Islam yang sejuk dan santun memberikan keteduhan dalam hidup bermasyarakat. Makanya Islam Nusantara yang teduh mampu memberikan kelangsungan hidup yang nyaman.

"Apalagi populasi warga muslim di Indonesia cukup besar," jelasnya.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.2118 seconds (0.1#10.140)