Getol Bangun Jalan, Tapi Jalur Antar Desa Belum Diaspal

Selasa, 11 Desember 2018 - 12:00 WIB
Getol Bangun Jalan, Tapi Jalur Antar Desa  Belum Diaspal
Kondisi jalur penghubung Desa Sidorejo menuju Desa Parengan, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto yang rusak dan masih belum tersentuh perbaikan. Foto/SINDONews/Tritus Julan
A A A
MOJOKERTO - Upaya Pemkab Mojokerto melakukan perbaikan infrastruktur jalan selama bertahun-tahun ini masih belum juga beres. Proyek yang menghabiskan anggaran triliunan rupiah itu masih melupakan sejumlah jalur penting.

Selama dipimpin Bupati Mojokerto Mustofa Kamal Pasa tahun 2010 silam, proyek perbaikan jalan masif dilakukan. Anggaran ratusan miliar digelontor setiap tahun untuk proyek perbaikan jalan.

Namun sayang, banyak kalangan menilai, upaya perbaikan jalan tak sepenuhnya tepat sasaran. Titik perbaikan justru dilakukan di sejumlah titik yang dianggap bukan menjadi jalan umum.

Sebaliknya, banyak jalur penting yang masih belum tersentuh perbaikan. Salah satunya, jalan antar Desa Sidorejo menuju Desa Parengan, Kecamatan Jetis. Hingga saat ini, jalur sepanjang tiga kilometer masih berupa tanah. Di musim hujan seperti saat ini, kondisi jalan tersebut sering tak bisa dilalui kendaraan roda dua.

Warga kerap mengeluhkan kondisi jalan yang banyak dilalui kendaraan itu. Selain berdebu saat musim kemarau, kondisi jalan juga penuh dengan lubang. Dan jika di musim penghujang, kubangan-kubangan itu kerap menimbulkan kecelakaan khususnya pengendara roda dua. Bertahun-tahun harapan warga akan pembangunan jalan ini, masih belum terwujud.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mojokerto Didik Pancaning Argo mengatakan, perbaikan di jalur Desa Sidorejo menuju Desa Parengan masih belum bisa dilakukan dengan alasan keterbatasan anggaran. ”Tapi perbaikan di jalur itu sudah kami ajukan. Kendalanya memang di anggaran,” terang Didik.

Ia tak bisa memastikan kapan jalur tersebut diperbaiki. Namun menurutnya, butuh perencanaan matang lantaran kondisi tanah jalur tersebut labil dan merupakan daerah langganan banjir. ”Nanti jika anggaran turun, akan kita lakukan perbaikan. Kita juga koordinasi dengan BPBD soal ini,” tukasnya.

Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Forum Komunikasi Indonesia Satu (FKI-1) Kabupaten Mojokerto Wiwied Haryono mengungkapkan, meski pembangunan jalan masif dilakukan Pemkab Mojokerto, namun menurutnya, masih banyak persoalan jalan yang perlu dibenahi.

Menurutnya, masalah ini muncul bukan soal anggaran saja. ”Karena pemkab salah memberi prioritas,” terang Wiwied, Selasa (11/12).

Ia menyebut, banyak jalur yang dibangun secara berlebihan. Padahal jalur tersebut bukan akses utama dan jaran dilalui. Ia mencontohkan pembangunan jalan cor di Desa Padusan, Kecamatan Pacet.

Jalur ini, menurut dia, sebenarnya belum perlu dilakukan perbaikan dengan skala besar. ”Itu karena di situ ada vila bupati,” terangnya.

Ia menyebut, banyak jalur lain yang sebenarnya masih belum perlu dilakukan perbaikan. Karena masih banyak jalur antar desa dengan kepadatan lalu lintas yang cukup tinggi, namun kondisinya masih rusak.

”Jika saja tak ada kepentingan lain dari masifnya proyek jalan, saya yakin semua jalur-jalur penting sudah diperbaiki dengan anggaran sebegitu besar yang sudah dikeluarkan,” paparnya
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.4001 seconds (0.1#10.140)