Ini Dia Beton SCC yang Dibuat dari Limbah Kelapa Sawit

Selasa, 11 Desember 2018 - 17:08 WIB
Ini Dia Beton SCC yang Dibuat dari Limbah Kelapa Sawit
Foto/SINDOnews/Aan Haryono
A A A
SURABAYA - Indonesia sudah lama dikenal sebagai penghasil kelapa sawit ternama di dunia. Limbah kepala sawit yang selama ini dibuang dan membutuhkan biaya selangit bisa dimanfaatkan menjadi beton bernilai jual tinggi.

Bahkan, perkembangan teknologi beton saat ini mengarah pada beton dengan tingkat fluiditas yang tinggi dan tidak memerlukan alat pemadat. Beton yang biasanya dikenal dengan nama Self Compacting Concrete (SCC) menjadi primadona baru.

Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya membuat terobosan dengan merancang beton SCC memanfaatkan limbah kelapa sawit. Sehingga tidak ada limbah yang terbuang pada pengolahan sawit.

Mahasiswa yang tergabung dalam WcFlurry ini memilih abu pembakaran dari limbah kelapa sawit atau Palm Oil Fuel Ash (POFA) sebagai material pengganti semen. Bahan ini cukup ampuh untuk menghasilkan beton berkualitas tinggi.

Cita Nanda Kusuma Negari, salah satu mahasiswa ITS menuturkan, selama ini pemanfaatan POFA masih minim dan belum terkelola dengan baik. POFA sendiri menjadi masalah bagi industri kelapa sawit karena memerlukan lahan pembuangan yang luas dan jumlahnya yang terus meningkat.

“Jadi, kami ingin mengangkat konsep sustainable atau keberlanjutan dari poin-poin tersebut,” kata Cita, Selasa (11/12/2018).

Mahasiswa Departemen Teknik Sipil ini menambahkan, POFA terlebih dahulu harus disaring sampai lolos ayakan nomor 325. Tujuannya, agar ukuran partikel dapat terkontrol sesuai dengan ukuran semen sehingga bisa reaktif.

“Apabila ukuran partikelnya lebih besar dari ukuran semen, POFA ini hanya akan bekerja sebagai filler atau bahan pengisi, bukan sebagai binder atau pengikat,” ucapnya.

Ia juga menjelaskan, POFA sebagai substitusi semen memiliki kandungan pozolanik seperti silika, alumina, dan besi yang tinggi. Kandungan tersebut berguna untuk membantu reaksi hidrasi sekunder yang dapat meningkatkan kekuatan beton.

“Pozolannya lebih dari 70 persen sehingga sudah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI),” jelas mahasiswa angkatan 2017 ini.

Dari hasil uji slump flow-nya menunjukkan nilai 685 milimeter, sehingga lolos standar The European Federation of Specialist Construction Chemicals and Concrete Systems (EFNARC) sebesar 500 milimeter. Sedangkan untuk compressive strength-nya mendapat nilai rata-rata 26 megapascal.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0827 seconds (0.1#10.140)