Adalah Ulama sebagai Guru yang Mempersatukan Umat

Rabu, 12 Desember 2018 - 08:12 WIB
Adalah  Ulama sebagai Guru yang Mempersatukan Umat
Ketua Ikatan Dai Indonesia (IKADI) KH Ahmad Satori Ismail. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Setiap permasalahan yang muncul di tengah-tengah umat, maka peran ulama untuk menengahi sangat penting.

Ulama selama ini dikenal sebagai tokoh atau pemimpin agama yang dapat mengayomi, membina dan membimbing umat Islam dari berbagai macam masalah, baik masalah agama ataupun masalah yang dihadapi sehari-hari lainnya seperti masalah dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

Untuk itu sudah sepatutnya masyarakat menghormati dan menghargai para ulama sebagai guru yang dapat dipanuti.“Dalam bahasa Arab, ulama adalah orang yang mengetahui ilmu keislaman dan hanya takut kepada Allah. Jadi menghormati ulama di dalam Islam itu adalah suatu keharusan karena ulama itu adalah pewaris para Nabi. Karena Nabi itu tidak mewariskan uang, tidak mewariskan dinar, dirham ataupun harta, tetapi Nabi mewariskan ilmu yang ditularkan kepada para ulama,” kata Ketua Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) KH Ahmad Satori Ismail, di Jakarta, Rabu 12 Desember 2018.

Selain itu, menurut dia, ulama juga merupakan guru yang dapat merekatkan persatuan di antara kehidupan masyarakat.Dalam sejarah bangsa Indonesia, ulama juga dikenal sebagai guru bangsa yang tanpa lelah telah ikut membangun dan mempertahankan kedaulatan bangsa.

Sampai sekarang, kata dia, ulama adalah para pejuang dalam merekatkan persatuan bangsa demi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).“Ulama tidak hanya sekadar mengajarkan agama saja, tapi ulama juga sebagai contoh dan merupakan guru bagi masyarakat karena ulama juga mampu mempererat persatuan bangsa. Ulama tentunya juga bisa menyatukan para umat dan masyarakat pada umumnya serta tidak memecah belah,” tuturnya.

Dia mengaku tidak terlalu melihat secara jelas jika akhir-akhir ini ada kelompok tertentu yang ingin meruntuhkan kredibilitas ulama atau adanya ulama yang tidak kredibel.

Ahmad melihat para ulama, baik yang ada di daerah-daerah maupun di perkotaan selama ini adalah para ulama yang benar-benar istikamah di jalan Allah.

“Umpama kalau itu ada yang tidak kredibel ya mohon maaf, karena kriteria ulama di Indonesia selama ini masih juga masih belum jelas. Masyarakat awam kita ini kadang melihatnya ada yang asal bisa tahlil, asal bisa doa biasanya oleh masyarakat sudah bisa disebut ulama. Tentunya hal-hal yang seperti ini tentunya kritria yang tidak jelas. Padahal yang disebut ulama itu adalah ahli agama yang betul-betul takutnya kepada Allah SWT,” tutur Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

Kendati demikian dia tidak memungkiri jika ada seseorang yang juga mengaku sebagai ulama tetapi justru malah sering mengucapkan ujaran kebencian yang dapat menimbulkan perpecahan.

Menurut Ahmad, kalau ada manusia yang tergelincir lidahmya saat berbicara dengan menjelekkan orang diharapkan ucapannya bisa diluruskan

“Kalau ulama itu tentunya adalah orang-orang yang dalam ucapannya selalu baik, dalam berperilaku juga baik, yang tentunya sesuai dengan tuntunan Alquran dan As-Sunnah yang tentunya dengan mengambil contoh kehidupan dari Nabi, bukan malah berbicara menjelek-jelekkan,” tuturnya.

Namun demikian dirinya tidak setuju jika para ulama tidak dipebolehkan berbicara dalam masalah politik. Menurut dia, berbicara masalah politik juga merupakan suatu keharusan. Tetapi berpoltiknya dengan cara baik dan tidak menjelek-jelekkan orang lain.

“Bicara politiknya tentunya hal-hal yang benar, yang bisa mengangkat martabat dan harkat bangsa sehingga bangsa ini juga merasa terayomi oleh para ulama sehingga masyarkat sendiri akan merasakan manfaatnya ulama yang ada di tengah-tengah masyarakat,” tuturnya.

Menurut dia, jika masyarakat sendiri merasa terayomi dengan kehadiran ulama maka secara keilmuan juga bertambah. Pengetahuan dan ekonomi juga menjadi baik sehingga kehidupan secara umum juga bertambah baik.

“Ini juga merupakan kewajiban dari para ulama sejak dahulu, saat para ulama kita juga ikut merebut dan memerdekakan negeri ini dari penjajah. Ulama tidak bisa dilepaskan begitu saja dari unsur-unsur perjuangan merebut kemerdekaan bangsa Indonesia, sehingga kita harus menghormati ulama,” kata Ahmad.

Dia juga berpesan kepada ormas-ormas Islam bersama pemerintah untuk mengangkat kembali kredibilitas ulama di masyarakat yang dapat dijadikan panutan atau guru sebagai perekat kehidupan dan persatuan bangsa dengan menyiapkan kader-kader ulama yang kredibel,

“Ormas Islam harus dapat menyiapkan kader-kader ulama yang benar-benar mengerti terhadap ajaran Islam secara utuh dan tentunya juga perilakunya, ucapannya merupakan pewaris para nabi. Ini kewajiban ormas Islam dibantu pemerintah untuk melakukan persiapan-persiapan untuk itu. Bisa menyiapkan ulama itu bisa melalui sekolah sekolah, pesantren maupun dari sarana-sarana keagamaan Islam lainnya,” tuturnya, (wib)
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.3972 seconds (0.1#10.140)