BI Dorong Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah

Rabu, 12 Desember 2018 - 09:10 WIB
BI Dorong Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah
BI Dorong Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah
A A A
SURABAYA - Bank Indonesia (BI) berupaya mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Bank Indonesia menggelar The 5th Indonesia Shari’a Economic Festival (ISEF) 2018 pada 11 hingga 15 Desember 2018. Event ini bekerjasama dengan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) bertempatdi Grand City Convention and Exhibition Surabaya.

ISEF merupakan event tahunan BI untuk memperkuat dan mempromosikan sistem ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia dengan tiga pilar utama. Yakni, memperkuat pondasi sektor usaha syariah pada pertumbuhan yang berkesinambungan melalui penguatan halal value chain. Lalu meningkatkan alternatif pembiayaan dan kestabilan pasar keuangan syariah, komersial maupun sosial melalui ZISWAF (Zakat, Infaq, Shodaqoh, Wakaf). Terakhir mengoptimalkan kualitas pengembangan ekonomi syariah berbasis kajian dan riset.

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengungkapkan, ada sejumlah hal yang telah dan perlu terus dilakukan Indonesia untuk mengejar ketertinggalan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah dibandingkan negara lain.

Pertama, pembentukan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) yang beranggotakan pemerintah, Bank Indonesia, Otoritas Jasa keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan dan lembaga/pihak penggiat ekonomi dan keuangan syariah.

Kedua, penyusunan strategi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang difokuskan pada tiga pilar, yaitu pemberdayaan ekonomi syariah, pendalaman pasar keuangan syariah, serta penguatan riset, edukasi ekonomi dan keuangan syariah.

“Salah satu perwujudan komitmen kami adalah perhelatan event bertajuk syariah selama empat kali dalam setahun. Tahun ini, Festival Ekonomi Syariah (FESYAR) di Balikpapan berhasil menggalang business matching senilai total Rp1,7 triliun. Sementara pada hari pertama ISEF 2018 ini, business matching telah berhasil menggalang Rp5,1 triliun,” terang Perry saat acara ISEF, Selasa (11/12/2018).

Terkait pertumbuhan pembiayaan syariah yang cenderung mandeg setelah mencapai angka 5 persen, Menteri Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, permasalahan bukan terletak pada pembiayaan syariah, namun justru pada perlambatan pertumbuhan sektor riil syariah. Sehingga diperlukan strategi dan upaya untuk mendorong sektor riil, baik dari logistik maupun infrsatruktur yang memadai.

“Pengembangan ekonomi syariah dapat berkembang cepat, jika sektor riilnya berkembang baik. Kita tidak hanya perlu mendorong perbankan syariah, namun juga mendorong kegiatan berbasis syariah,” jelasnya.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.4582 seconds (0.1#10.140)