Ada 417 Desa Rawan Bencana, BPBD Jatim Melakukan Ini

Senin, 17 Desember 2018 - 13:10 WIB
Ada 417 Desa Rawan Bencana, BPBD Jatim Melakukan Ini
Ilustrasi bencana banjir di Tanah Air. Memasuki musim hujan tahun ini, BPBD Jatim memetakan ada 417 desa di Jatim rawan bencana. Foto/dok
A A A
SURABAYA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim mencatat 417 desa di Jatim masuk kategori rawan bencana. Di antaranya, banjir, tanah longsor, gempa bumi, kekeringan, kebakaran hutan hingga tsunami.

Dari 417 desa tersebut, terbanyak di wilayah Selatan, seperti Banyuwangi, Jember, Lumajang, Situbondo, Bondowoso dan Probolinggo. Desa-desa yang rawan bencana tersebut, sebagian atau 251 desa diantaranya ditetapkan sebagai desa tangguh.

“Jumlah desa tangguh akan terus bertambah tiap tahunnya. Seiring dengan program Pemprov Jatim menambah jumlah desa tangguh setiap tahunnya,” kata Kepala Pelaksana BPBD Jatim, Suban Wahyudiono, Senin (17/12/2018).

Dia menambahkan, tiap tahun pihaknya menargetkan 40 desa tangguh. Sehingga, sampai akhir tahun ini sudah ada 251 desa tangguh, dari 417 desa yang rawan bencana. Menurutnya, desa tangguh itu memiliki peralatan kebencanaan yang cukup lengkap.

Di desa itu, telah ditentukan titik aman pengungsian warga jika terjadi bencana. “Kemudian ada rambu peringatan, didirikan dapur umum, bidan dan lain-lainnya,” imbuhnya.

Gubernur Jatim Soekarwo mengimbau bupati dan wali kota untuk siaga menghadapi bencana di wilayahnya masing-masing. Imbauan itu diberikan gubernur setelah menerima surat dari BKMG yang berisi daerah-daerah rawan bencana.

"Pak gubernur mengimbau agar bupati/walikota melakukan pemeriksaan peralatan untuk bencana alam, seperti alat berat, membentuk posko, peningakatan intensitas pelaporan," kata Suban.

Pihaknya mengakui bahwa, ancaman bencana alam di Jatim memang sangat tinggi. Dari 38 kabupaten/kota, ada 29 yang terancam bencana. Yakni, 11 bencana alam dan 1 bencana non-alam (kegagalan teknologi). Bencana non alam ini seperti pencemaran lingkungan dan kebocoran gas pabrik dari industri berat.

"Kita sudah memetakan ada 22 kabupaten yang rentan bencana banjir. Ada tujuh wilayah sungai. Terdiri dari dua sungai dikelola pemerintah pusat dan lima sungai dikelola provinsi, sungai bengawan Solo dan Brantas," jelasnya.

Pihaknya telah menerima surat dari BMKG yang menyatakan musim hujan 2018-2019, puncaknya Januari-Februari. Dari musim hujan itu, terjadi bencana banjir dan tanah longsor. Dari 38 kabupaten/kota, 13 kabupaten/kota rawan longsor di wilayah selatan.

"Musim hujan pada 11 Oktober-15 Desember terdapat 17 kali angin kencang. Dimulai di Lamongan, Sidoarjo, Magetan, Kediri dan Nganjuk. Lalu 55 kali tanah longsor,” tandas Suban.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.3273 seconds (0.1#10.140)