Organisasi Mahasiswa Dorong Lahirnya Kepemimpinan Anak Muda di Surabaya

Kamis, 20 Desember 2018 - 08:22 WIB
Organisasi Mahasiswa Dorong Lahirnya Kepemimpinan Anak Muda di Surabaya
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Himpunan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jatim mendorong lahirnya tokoh muda terjun politik. Foto/Ilustrasi
A A A
SURABAYA -
Tiga organisasi ekstra mahasiswa mendorong lahirnya tokoh muda terjun politik. Terutama dalam ajang Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya pada 2020.

Ketiganya yakni, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Himpunan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jatim mendorong lahirnya tokoh muda terjun politik.

Ketua PMII Jatim, Abdul Ghoni mengatakan, pemuda saat ini seharusnya banyak mengambil peran dalam bidang politik. Dia lantas menyentil aktivitas para politisi senior yang selalu tampil seolah-olah muda dan milenial guna mendapatkan dukungan dari kalangan muda.

Menurutnya, itu menunjukkan kalau ternyata ada banyak ruang bagi pemuda untuk terjun dalam politik. “Sekarang kan banyak politisi bergaya dan pura-pura seperti milenial. Itu sebetulnya menjadi peluang kita para pemuda,” katanya dalam pesan yang diterima Kamis (20/12/2018).

Dia menambahkan, realitas politik saat ini sesungguhnya membutuhkan peran anak muda. Termasuk kota Surabaya dengan segudang kompleksitas persolan yang muncul. "Sangat perlu anak muda untuk terjun ke wilayah politik. Semangatnya haru berjuang dibidang politik. Kita harus berfikir tentang kepentingan bangsa dan masyarakat. Politik itu akan melahirkan sebuah kebijakan," terangnya.

Ketua HMI Jatim, Yogi Pratama mengatakan, sebagai kota yang maju, Surabaya sudah sepatutnya dipimpin oleh kalangan muda. Hal ini guna menjawab tantangan para pemuda terutama menghadapi revolusi industri 4.0. Pasalnya, pemuda diyakini minim kepentingan dan menjadi tonggak pembangunan masa depan. "Yang harus memimpin kota sebesar Surabaya ini ya orang memiliki visi yang visioner dan progresif. Dan itu ada pada seorang pemuda,” katanya.

Sedangkan Ketua DPD GMNI Jatim, Nabrisi Rohid menambahkan, pemimpin puda kota Surabaya bisa saja dari kalangan senior dan anak muda, hal ini guna menyambut perkembangan era digital ini yang kian tak terbendung. "Tidak harus wali kota dan wakil wali kota-nya dari kalangan muda. Minimal, satu diantaranya. Kalau nantinya tua-tua yang memimpin tentu perkembangan teknologi akan terhambat. Biar terjadi balance, saya pikir anak muda juga perlu tampil dalam persoalan Pilkada," tambahnya.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.5981 seconds (0.1#10.140)