Ratusan Buku yang Disita Kodim Kediri Cetakan Penerbit Besar

Kamis, 27 Desember 2018 - 20:00 WIB
Ratusan Buku yang Disita Kodim Kediri Cetakan Penerbit Besar
Komandan Kodim 0809 Letnan Kolonel (Kav) Dwi Agung Sutrisno.Foto/Ist
A A A
KEDIRI - Aparat Kodim 0809 Kediri menyita ratusan buku yang disinyalir berbau Partai Komunis Indonesia (PKI) di dua toko buku Jalan Brawijaya, Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri.

Padahal 138 buku yang diamankan petugas militer itu sudah lama dijual bebas di pasaran, yakni toko buku offline maupun online. Beberapa buku di antaranya bahkan dicetak penerbit besar. Sebut saja Penerbit Gramedia, Bentang Pustaka dan Komunitas Bambu.

Helton pemilik Toko Buku Abdi, yakni salah satu toko yang dirazia mengatakan, buku yang dijualnya banyak dijumpai di Yogyakarta, Bandung dan Jakarta. “Banyak sekali di Yogya, Bandung dan Jakarta,“ ujar Helton kepada wartawan, Kamis (27/12/2018).

Dari Toko Buku Abdi, aparat militer mengamankan 19 buku. Di antaranya berjudul “Gerwani” (3 buku), “Islam Sontoloyo” (1 buku), “Di Bawah Lentera Merah” dan (7 buku), dan “Negara Madiun” (8 buku). Selebihnya (120 buku) diamankan dari Toko Buku Q Ageng.

Buku buku itu, kata Helton dia miliki setahun lalu. Dia membeli dari seorang teman sesama pedagang buku asal Bandung Jawa Barat. Sudah setahun, buku yang tergolong kurang laku di pasaran itu terpajang di rak buku. Selama itu pula tidak ada yang mempermasalahkan.

“Tidak ada penyebaran komunisme. Buku itu sudah setahun tidak laku laku,“ terang Helton. Dengan tiba tiba dirazia, Helton mengaku terkejut. Sebab buku buku yang diamankan itu bisa disebut sebagai buku sejarah.

Misalnya buku “Di Bawah Lentera Merah” karya Soe Hok Gie. Buku yang pertama kali diterbitkan Penerbit Bentang Budaya Yogyakarta tahun 1999 itu merupakan karya ilmiah tentang sejarah pergerakan Sarekat Islam (SI).

Begitu juga dengan buku “Gerwani Kisah Tapol Wanita dari Kamp Plantungan” terbitan PT Gramedia. Buku itu merupakan karya sejarah yang ditulis dengan data dan metode ilmiah. Artinya jauh dari tudingan menyebarkan ajaran komunisme.

Helton yang dipanggil untuk menjelaskan bukunya dalam rapat dengan Polisi dan Babinsa berharap aparat melakukan kajian dengan jernih sebelum menyimpulkan adanya penyebaran ajaran komunisme. “Soal buku buku itu saya dipanggil untuk rapat di Kantor Kecamatan, “terangnya.

Data yang dihimpun sindonews.com, sebagian besar buku yang disita berisi materi sejarah. Buku “Orang orang Di Persimpangan Kiri Jalan” karya Soe Hok Gie misalnya. Buku itu berasal dari skripsi Hok Gie saat mendapatkan gelar sarjana di Jurusan Sejarah, Fakultas Sastra Universitas Indonesia tahun 1969.

Bahkan buku yang berjudul asli (skripsi) “Simpang Kiri dari Sebuah Jalan: Kisah Pemberontakan Madiun September 1948“ itu dikata pengantari mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Ahmad Syafii Maarif.

Kemudian buku “Islam Sontoloyo” merupakan karya tulis Proklamator RI Soekarno (Bung Karno). Sedangkan buku “Soekarno Orang Kiri Revolusi & G-30 S 1965” merupakan karya ilmiah sejarawan Onghokham.

Dalam razia buku, anggota Kodim 0809, telah berkoordinasi dengan Polres Kediri. Karenannya sebagian besar buku yang disita diamankan di Mapolres Kediri. Sedangkan selebihnya dibawa ke markas Kodim 0809 Kediri dan Bakesbang Linmas Pemkab Kediri.

Menurut Komandan Kodim 0809 Letnan Kolonel (Kav) Dwi Agung Sutrisno keberadaan buku buku itu disinyalir telah membuat keresahan warga. “Pengamanan ini untuk menghindari kerawanan,“ terang Letkol Dwi.

Dalam penyelidikan dan pengkajian isi buku, tim Kejaksaan Negeri Kediri juga dilibatkan. Keterlibatan kejaksaan untuk memastikan apakah isi buku bertentangan dengan undang undang, yakni mengandung atau menyebarkan ajaran komunisme atau tidak.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0348 seconds (0.1#10.140)