Selama 4 Hari Sudah 411 Pasien DBD Masuk Rumah Sakit di Jombang

Sabtu, 05 Januari 2019 - 07:05 WIB
Selama 4 Hari Sudah 411 Pasien DBD Masuk Rumah Sakit di Jombang
Sejumlah anak penderita DBD dirawat di Puskesmas Cukir Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jatim, Jumat (4/1/2019). (Foto/ iNews TV/Mukhtar Bagus)
A A A
JOMBANG - Ratusan anak di Kabupaten Jombang, Jawa Timur (Jatim), dilarikan ke rumah sakit karena menderita demam berdarah dengue (DBD). Data Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, hanya dalam empat hari di tahun 2019, jumlah pasien membeludak dan sudah mencapai 411 orang.

Bahkan, satu di antara pasien dinyatakan meninggal dunia. Banyaknya penderita membuat beberapa hari ini, hampir seluruh puskesmas di Kabupaten Jombang dibanjiri oleh pasien DBD.

Salah satunya Puskesmas Cukir Kecamatan Diwek. Hampir seluruh ruang rawat inap di puskesmas ini penuh dengan pasien. Mereka mengalami gejala pusing, mual, dan suhu badan tinggi. Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, mereka diduga terjangkit penyakit DBD.

“Gejala awalnya suhu badan anak saya panas tinggi,” kata orang tua pasien, Ainin, Jumat (4/1/2019).

Saat dikonfirmasi mengenai hal ini, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jombang Wahyu Srihartini mengakui jika jumlah pasien DBD di awal tahun 2019 ini memang membeludak. Hanya dalam waktu empat hari, warga Jombang yang dinyatakan positif DBD berjumlah 411 orang.

“Kalau dibandingkan dengan sebelumnya secara akumulatif, kasus DBD memang meningkat. Jadi dari Oktober lalu, kami melihat tren penderita meningkat hingga Januari. Ini karena faktor curah hujan yang tak menentu,” kata Wahyu Srihartini.

Dari jumlah tersebut, satu di antaranya meninggal dunia karena tidak segera dilarikan ke rumah sakit sehingga terlambat menjalani penanganan. “Pasien yang meninggal dan terlaporkan berinisial I, usianya 11 tahun, warga asal Kecamatan Jogoroto, Jombang,” katanya.

Wahyu Srihartini mengatakan, agar jumlah korban meninggal dunia tidak terus bertambah, masyarakat diminta agar segera melarikan putra-putrinya ke rumah sakit jika mengalami gejala demam tinggi. Sebab jika terlambat mendapat penanganana, dampaknya akan sangat berbahaya bagi penderita DBD.

“Umumnya masyarakat masih menganggap kalau panas itu kasus penyakit biasa, padahal itu DBD, sehingga terlambat ditangani,” katanya.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0825 seconds (0.1#10.140)