Kopdar Aktivis Bangkitkan Semangat Berliterasi Blitar Raya

Minggu, 06 Januari 2019 - 22:35 WIB
Kopdar Aktivis Bangkitkan Semangat Berliterasi Blitar Raya
Rumah Literasi Bangsa menggelar lomba penulisan esai tingkat SMA/MA/SMK Se Blitar Raya. Foto/SINDONews/Edi Purwanto
A A A
BLITAR - Lomba penulisan esai tingkat SMA/MA/SMK Se Blitar Raya yang digelar Rumah Literasi Bangsa ditutup Sabtu, 5 Januari 2018 malam di D’Resto Garden Bu Dhukut, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar. Para pemenang terdiri Juara 1 hingga juara harapan 2 mendapat piala, piagam dan uang pembinaan. "Lomba penulisan esai ini momentum untuk mengobarkan kembali semangat berliterasi (baca tulis)," kata pimpinan Rumah Literasi Bangsa (RLB) Edy Syahputra dalam rilis yang diterima Minggu, 6 Januari 2019.

Tema lomba penulisan esai adalah “Memotret Blitar Raya, Zona Spirit Karakter Bangsa”. Pada penyerahan piala kepada pemenang lomba juga digelar diskusi "kopi darat" penggiat literasi dari HMI, IMM, Paguyuban Srengenge, dan para politikus Kota Blitar. Sebagai pemantik diskusi budayawan Wawan Susetya, pengawas Dinas Pendidikan Dr. Nuryono dan Kepala Infokom Blitar Eko Susanto.

Edy mengatakan bahwa literasi bukan hanya tentang diksi dan kata saja, tetapi lebih dari itu menyangkut nilai dan karakter. Seorang jurnalis yang baik dan jujur, menurutnya seperti “nabi kecil” karena ia telah menyuarakan kebenaran.

Wawan Susetya selaku budayawan menjelaskan “roh” dan esensi tentang dunia tulis-menulis yang dilandasi iqra’ (bacalah!) sebagaimana ayat pertama kali turun. Semua itu hendaknya harus dilandasi dengan niat ibadah.

“Betapa banyaknya orang-orang yang akhirnya terjebak dengan berita atau tulisan hoax karena tidak dilandasi niat ibadah,” tandas Wawan.

Kepala Infokom Eko Susanto menyoroti perkembangan lalu-lintas kata-kata yang di-share melalui media sosial (medsos). Per menitnya ada yang mencapai jutaan share di salah satu medsos. Hal itu mengisyaratkan betapa banyaknya berita yang berseliweran di medsos yang tentunya harus disikapi dengan hati-hati: apakah berita itu benar, bermanfaat atau bahkan hoax.

Lebih dari itu Eko mengupas tentang perubahan zaman yang serba cepat, sehingga harus disikapi dengan bijak. “Siapa saja yang tidak bisa mengikuti perubahan zaman yang serba cepat seperti sekarang, niscaya akan tergilas oleh zaman,” ujarnya.

Dr Nuryono lebih menyoroti tentang persoalan literasi di dunia pendidikan. Dia memprihatinkan betapa masih banyaknya materi pelajaran yang belum sinkron guna menghadapi perubahan zaman yang begitu cepat, misalnya dalam Kurikulum K-13 sekarang.

Diskusi dengan tema “Literasi Kita Mau Dibawa Ke Mana?” makin seru pada sesi tanya-jawab. Meski diskusi tentang literasi itu hingga tengah malam, namun para peserta mengikutinya dengan antusias
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.6106 seconds (0.1#10.140)