PSBB III Jadi Masa Transisi Dunia Ekonomi dan Pariwisata Kembali Pulih

Jum'at, 29 Mei 2020 - 19:23 WIB
loading...
PSBB III Jadi Masa Transisi Dunia Ekonomi dan Pariwisata Kembali Pulih
Pengunjung mengenakan face shield ketika berburu perangkat telekomunikasi di Plaza Marina Surabaya, Jumat (29/5/2020). Foto/SINDONews/Ali Masduki
A A A
SURABAYA - Masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) jilid III menjadi transisi untuk melatih dalam mempersiapkan New Normal. Termasuk membangkitkan sektor ekonomi dan pariwisata yang tengah terpuruk.

Surabaya sebagai kota jasa dan perdagangan, menjadi penghubung strategis dalam menopang dunia usaha dan pariwisata.

Selain berupaya dalam menekan jumlah penderita pandemi corona, Pemerintah Kota Surabaya juga memikirkan kembali bangkitnya sektor tersebut.

Usaha Pariwisata, Hotel, dan Restoran menjadi penyumbang separuh dari Pendapatan Daerah di Surabaya sebesar Rp 8,7 triliun. Jumlah ini terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp 5,38 triliun, Pendapatan Transfer Rp 3,10 triliun dan Pendapatan yang sah Rp 278 miliar.

Menurut Wakil Walikota Surabaya Whisnu Sakti Buana, PSBB Jilid III menjadi masa transisi besar dalam membangkitkan sektor ini. "Bagaimana restoran, hotel, bisa mempersiapkan diri menerapkan sistem protokol menghadapi new normal," katanya.

Itu disampaikan Whisnu Sakti Buana dalam pertemuan daring Halal Bihalal Surabaya bertema Antisipasi Rebound Sektor Pariwisata dan Kuliner Jawa Timur, Jumat (29/5/2020).

Whisnu hadir sebagai narasumber bersama Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak dan Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia, Gondo Hartono.

Politisi PDI Perjuangan Jatim ini menjelaskan, New Normal harus berjalan secara paralel dengan kondisi bangkitnya dunia usaha.

"Tentunya dengan penerapan PSBB ini juga masyarakat dan dunia usaha harus lebih aware untuk disiplin mentaati protokol pencegahan virus corona," terang WS, sapaan Whisnu Sakti Buana.

Langkah awal dikatakan orang nomor dua di jajaran Pemkot Surabaya adalah bagaimana menstabilkan perekonomian masyarakat. "Salah satunya kemarin saya himbau warga di perkampungan bisa berbelanja di lingkungan RW dan RT nya. Belanja ke tetangganya. Sementara tidak usah keluar dari lingkungan," urai WS.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3163 seconds (0.1#10.140)