Saat Kondisi Dolar Terjatuh, Rupiah Ditutup Menguat Tipis

Jum'at, 11 Januari 2019 - 17:58 WIB
Saat Kondisi Dolar Terjatuh, Rupiah Ditutup Menguat Tipis
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada akhir perdagangan, Jumat (11/1/2019) ditutup menguat tipis untuk masih menjaga tren positif. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Rupiah masih menjaga tren positif di akhir perdagangan, Jumat (11/1/2019). Saat dolar Amerika Serikat (USD) terjatuh, nilai tukar rupiah menguat tipis.

Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah merangkak naik menjadi Rp14.045/USD dibandingkan sebelumnya Rp14.050/USD. Pergerakan harian rupiah menutup perdagangan pekan kedua di tahun baru 2019 berada pada posisi Rp14.010 hingga Rp14.090/USD.

Posisi rupiah melihat data Bloomberg, pada perdagangan spot exchange juga meningkat ke level Rp14.047/USD dibandingkan sesi tengah pekan kemarin Rp14.052/USD. Rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp14.029-Rp14.084/USD.

Berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah justru tertekan dalam sesi-sesi akhir perdagangan hari ini setelah sebelumnya sempat membaik. Tercatat, mata uang Garuda merosot hingga level Rp14.105/USD.

Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah di pekan kedua Januari 2019 menunjukkan lonjakan ke level Rp14.076/USD.

Posisi ini memperlihatkan rupiah terus menanjak naik, meskipun tidak terlalu besar dari posisi perdagangan sebelumnya Rp14.093/USD.

Di sisi lain seperti dilansir Reuters, Dolar jatuh terhadap mata uang utama lainnya pada hari Jumat, karena investor semakin yakin bahwa Federal Reserve AS dapat menekan pengetatan moneter tahun ini.

Gubernur The Fed Jerome Powell menegaskan, bank sentral AS memiliki kemampuan untuk bersabar pada kebijakan moneter mengingat inflasi tetap stabil.

Dolar Aussie terakhir pada posisi USD0,7201 atau meningkat sebesar 0,2% versus greenback, sementara mata uang kiwi menguat 0,44% menjadi USD0,6808.

Sedangkan dolar AS turun 0,47% saat berhadapan dengan yuan menjadi 6,7602. Yuan sekarang berada pada level terkuatnya sejak akhir Juli tahun lalu.

Indeks dolar tercatat lebih rendah sebesar 0,17% menjadi 95,37. Indeks telah menyusut sekitar 2,2% sejak pertengahan Desember di tengah ekspektasi bahwa perlambatan pertumbuhan akan terjadi, baik di Amerika Serikat maupun global.

Kondisi tersebut diyakini akan membatasi The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan AS pada 2019.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.5593 seconds (0.1#10.140)