Fenomena Langka, Jutaan Serangga Menyerbu Kompleks Masjidilharam

Sabtu, 12 Januari 2019 - 07:18 WIB
Fenomena Langka, Jutaan Serangga Menyerbu Kompleks Masjidilharam
Jutaan serangga terlihat di pelataran Masjidilharam. Foto/Twitter @yasmena_arafat
A A A
MAKKAH - Jutaan serangga "menginvasi" kompleks Masjidilharam, tempat suci umat Islam di Makkah, Arab Saudi. Tim khusus pekerja sanitasi dikerahkan untuk menangani fenomena aneh dan langka tersebut. Diketahui, serangga tersebut berupa serbuan belalang, jangkrik hitam dan kecoak.

Kejadian langka itu telah dikonfirmasi otoritas kota Makkah. Belum jelas apa penyebab serbuan kelompok serangga ke salah satu situs tujuan jamaah haji dan umrah umat Muslim tersebut.

"Kami telah memanfaatkan semua upaya yang tersedia untuk mempercepat pemberantasan serangga demi kepentingan keselamatan dan kenyamanan para tamu di rumah Tuhan," bunyi pernyataan otoritas kota Makkah, seperti dikutip dari Al-Araby, Jumat (11/1/2019).

Kejadian langka ini juga memicu tim khusus pekerja sanitasi melakukan fumigasi di seluruh kota Makkah. Para warga bingung melihat fenomena tersebut.

Pemerintah kota Makkah telah menunjuk hampir 130 orang untuk mengatasi masalah itu. "Kami fokus pada bidang reproduksi dan pengembangbiakan serangga, selokan, dan sumber air terbuka di sekitar pekarangan Masjidilharam dan di semua toilet di pekarangan masjid," lanjut otoritas kota Makkah.

Media sosial Arab Saudi juga diramaikan posting foto dan video perihal kejadian itu. Tak hanya kompleks Majidilharam, sekolah dan rumah-rumah warga di sekitar situs suci juga jadi target "invasi" serangga.

"Pada Sabtu malam saya berdoa di Masjidilharam dan serangga ada di mana-mana, masjid memikat mereka, tidak hanya di halaman, tetapi bahkan di sekitar Kakbah," kata warga setempat, Abdulwhab Soror, 64, kepada The National.

"Saya telah tinggal di Makkah seumur hidup saya dan saya belum pernah menyaksikan sesuatu seperti ini sebelumnya," ujarnya.

Fenomena itu bahkan membingungkan para pakar margasatwa. Dr Jacky Judas, manajer dan penasihat ilmiah keanekaragaman hayati terestrial di WWF and Emirates Nature, mengatakan kejadian ini adalah yang pertama kali.

"Ini adalah pertama kalinya bagi saya untuk melihat spesies ini dalam jumlah besar. Saya tidak terkejut bahwa orang mengatakan hal yang sama," kata Dr Judas. "Saya belum pernah melihat spesies ini dalam jumlah besar ini," katanya lagi.

Dia mengatakan sumbernya bisa berupa beberapa bisnis di Semenanjung Arab yang membudidayakan jangkrik untuk memberi makan burung. Beberapa serangga bisa saja melarikan diri dan menyebar ke Makkah.

Laporan lain dari situs reliefweb.int, mengatakan serbuan serangga itu kemungkinan akibat kondisi ekologis dari perkembangbiakan serangga di sepanjang pantai Laut Merah di Sudan dan Eritrea pada musim dingin selama Desember lalu.

Laporan itu menyatakan perkembangbiakan serangga di Mesir tenggara, di pantai Laut Merah di Arab Saudi dan Oman lebih kecil daripada yang mengganggu Sudan dan Eritrea. Serbuan serangga itu juga didukung oleh hujan lebat setelah Topan Luban, badai tropis yang sangat parah yang memengaruhi Yaman, Somalia dan Oman khususnya, pada Oktober 2018.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.3731 seconds (0.1#10.140)