Main Sudoku dan TTS Bisa Hindari Penyakit Demensia, Benarkah?

Sabtu, 12 Januari 2019 - 08:12 WIB
Main Sudoku dan TTS Bisa Hindari Penyakit Demensia, Benarkah?
Bermain sudoku atau teka-teki silang dinilai mampu menghindari penyakit demensia. Foto/Ist.
A A A
JAKARTA - Sejak lama bermain pemecahan masalah seperti sudoku, dan teka-teki silang (TTS), dipercaya dapat melindungi otak dari penurunan kognitif di kemudian hari.

Namun, penelitian terbaru menemukan bahwa bermain teka-teki, seperti sudoku secara teratur tidak terbukti melindungi diri dari penyakit demensia.

Dilansir Independent, para peneliti telah menemukan bahwa mengisi TTS dan main Sudoku sepanjang hidup dapat meningkatkan kemampuan mental. Ini tidak selalu membantu mencegah penurunan mental atau demensia terkait usia.

Sebuah penelitian yang diterbitkan di British Medical Journal (BMJ) dan melibatkan 498 orang yang lahir pada 1936 ini mengambil bagian dalam tes kecerdasan kelompok yang sama pada usia 11 tahun.

Dipimpin Staf Roger di Aberdeen Royal Infirmary dan University of Aberdeen, penelitian dimulai ketika peserta berusia 64 tahun dan mereka diuji untuk kecepatan pemrosesan informasi dan memori verbal hingga lima kali selama 15 tahun.

Hasilnya ketika mengambil bagian dalam pemecahan masalah melalui hal-hal, seperti teka-teki silang dan sudoku dapat meningkatkan kemampuan mental, tapi hal ini tidak memiliki pengaruh atas penurunan mental seiring bertambahnya usia dan belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa pelatihan otak dapat mencegah demensia.

Tahun lalu, Global Council on Brain Health mendorong orang-orang untuk menemukan kegiatan yang merangsang untuk menantang cara seseorang berpikir.

Ide itu datang setelah penelitian yang diterbitkan pada 2003 oleh Dr Joe Verghese menemukan bahwa mereka yang berpartisipasi setidaknya dua kali seminggu dalam membaca, bermain permainan papan, dan memainkan alat musik secara signifikan mengurangi risiko untuk demensia.

"Sejak penelitian tidak mempertimbangkan orang dengan demensia, kita tidak bisa mengatakan dari hasil ini apakah kegiatan pelatihan otak tertentu dapat berdampak pada risiko seseorang terhadap kondisi tersebut," kata Dr David Reynolds, kepala petugas ilmiah di Alzheimer's Research UK.

"Selain tetap aktif secara mental, menjaga kebugaran tubuh, makan makanan seimbang yang sehat, tidak merokok, minum dalam pedoman yang direkomendasikan dan menjaga berat badan, kolesterol dan tekanan darah adalah cara yang baik untuk mendukung otak yang sehat saat kita bertambah tua," pungkasnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.4440 seconds (0.1#10.140)