Empat Balita Terluka Akibat Serangan Kera Liar di Klakah

Minggu, 13 Januari 2019 - 16:01 WIB
Empat Balita Terluka Akibat Serangan Kera Liar di Klakah
Sebanyak empat balita di Desa Tegalrandu, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang, mengalami luka akibat serangan kera liar. Foto/Ist.
A A A
LUMAJANG - Rusaknya habitat alam di wilayah Desa Tegal Randu Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang, membuat sekawanan kera liar turun ke pemukiman warga untuk mencari makan.

Akibat kejadian tersebut, sejak Sabtu (12/1/2019) sejumlah warga diserang oleh kera-kera liar yang terpaksa keluar dari habitat aslinya tersebut.

Bahkan, serangan kera-kera liar yang sudah terjadi sekitar dua minggu belakangan, membuat empat balita yang rata-rata baru berusia 20 bulan mengalami luka serius, dan harus dilarikan ke rumah sakit.

Selain balita, kera-kera liar yang terpaksa harus mencari makan di permukiman warga tersebut, juga berani menyerang orang dewasa. Kebanyakan, korbannya mengalami luka di bagian kepala dan paha.

Iqbal, balita yang baru berusia 21 bulan, putera pasangan Eko Agianto, dan Fatimah, turut menjadi korban serangan kera liar yang tiba-tiba datang di sekitar rumah warga di Dusun Krajan, Desa Tegalrandu, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang.

Korban mengalami luka serius di bagian kepala akibat gigitan kera liar. Dahinya harus dijahit sebanyak 16 jahitan, karena mengalami robek sepanjang 9 cm.

Empat Balita Terluka Akibat Serangan Kera Liar di Klakah


"Warga sangat cemas terhadap serangan kera liar ini. Kami yang berada di sekitar kawasan hutan, menjadi sasaran kera," ungkap Adnan, salah seorang tokoh masyarakat Desa Tegalrandu.

Kapolres Lumajang, Muhammad Arsal Sahban menghimbau masyarakat, agar sebisa mungkin tidak membunuh kera liar tersebut. Saat ini, dia juga sedang mengupayakan penanganan masalah ini.

"Dipastikan kawanan kera liar ini mencari makan hingga turun ke pemukiman warga, karena habitatnya telah dirusak oleh orang tidak bertanggungjawab," tegasnya.

Dia menegaskan, sebisa mungkin melakukan penghalauan kera liar tersebut agar bisa kembali ke hutan. Apabila terpaksa, hanya boleh menggunakan tembakan bius sehingga tidak mematikan.

"Kepada seluruh masyarakat, saya juga menghimbau agar lebih peduli dan bertindak nyata menjaga kelestarian alam, agar satwa-satwa liar tersebut tidak kehilangan habitat hidupnya," tegasnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.5928 seconds (0.1#10.140)