Publik Semakin Muak Kubu Dua Paslon Saling Nyinyir

Selasa, 15 Januari 2019 - 11:27 WIB
Publik Semakin Muak Kubu Dua Paslon Saling Nyinyir
Direktur SSC Mochtar W. Oetomo memaparkan publik perlu narasi membangun dan butuh gagasan visi dan misi dari masing-masing paslon capres-cawapres.Foto/Dok
A A A
SURABAYA - Saling nyinyir dan saling sindir antar kubu Paslon pada Pilpres 2019 kali ini terbukti kontra produktif. Alih-alih semakin memupuk suara bagi masing-masing, langkah tersebut justru menjadikan publik muak. Hal itu diketahui dari hasil riset yang dirilis oleh Surabaya Survey Center (SSC).

Direktur SSC Mochtar W. Oetomo memaparkan jika 33.6 persen dari 100 persen responden mengaku muak dengan saling nyinyir serta serang dan perang ujaran kebencian antara dua kubub Paslon di Pilpres 2019.

“Hanya 11.4 persen yang mengaku bahwa hal itu menarik. Sementara 17.2 persen menganggap hal itu wajar dan 26.8 persen merasa bosan dengan apa yang terjadi itu. 11 persen sisanya mengaku tidak tahu atau tidak menjawab,” ungkap Mochtar, Selasa (15/1/2019).

Menurutnya, melalui hasil riset yang dihasilkan kali ini seharusnya bisa ditarik pelajaran bagi masing-masing kubu. Pola saling nyinyir sudah jelas tak efektif.

“Publik perlu narasi membangun. Butuh gagasan visi dan misi dari masing-masing Paslon yang dipaparkan secara gamblang untuk bisa dimengerti dan menjadi alasan untuk memilih,” tegasnya.

“Jika hanya dari saling nyinyir serta serang dan perang ujaran kebencian, publik tidak akan mendapatkan apa-apa. Hanya seakan menonton drama saja. Perlu lebih dari itu. Terlebih ini pesta demokrasi untuk mencari pemimpin bangsa,” pungkas Mochtar.

Survei dilaksanakan mulai 10-20 Desember 2018 di 38 Kab/Kota di Jawa Timur. Riset yang dilakukan menggunakan 1070 responden melalui teknik stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih sebanyak 3 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0994 seconds (0.1#10.140)