Cegah Penculikan Anak, Mahasiswi Ubaya Ciptakan Ratokid

Selasa, 15 Januari 2019 - 16:59 WIB
Cegah Penculikan Anak, Mahasiswi Ubaya Ciptakan Ratokid
Mahasiswi Ubaya Shindy Arista, menuntun anak-anak memainkan permainan ‘Ratokid’ ciptaannya, di Ruang Bermain TPA Rumah Ceria Ubaya. Foto/SINDONews/Ali Masduki
A A A
SURABAYA - Kasus penculikan dan kehilangan anak kian meningkat dalam dua tahun terakhir. Kondisi ini sering membuat para orang tua cemas akan keselamatan anaknya.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebut, pada tahun 2015 tercatat sebanyak 87 kasus penculikan anak, dan naik menjadi 196 kasus pada 2017. Peristiwa itu cukup menyita perhatian orangtua dan lembaga pemerhati anak.

Melihat kondisi yang memprihatinkan itu, mahasiswi Universitas Surabaya (Ubaya) Shindy Arista, berusaha melakukan pencegahan sejak dini dengan meciptakan sebuah permainan ‘Ratokid’. Permainan ini memberikan edukasi bagi anak usia 5-8 tahun agar terhindar dari kasus penculikan.

"Data tersebut yang mendorong saya pada tahun 2018 untuk membuat Ratokid, guna mencegah kasus penculikan anak di Indonesia," ujarnya disela-sela menuntun anak-anak memainkan permainan 'Ratokid' ciptaannya, di Ruang Bermain TPA Rumah Ceria Ubaya, Surabaya, Selasa (15/1/2019).

Ratokid terdiri dari dua kata, yaitu rapitore (penculik) dari Bahasa Italia, dan kind (anak) dari Bahasa Jerman. Fokus permainan ini untuk mengedukasi anak-anak menghindari orang tak dikenal, dimanapun mereka berada.

Cegah Penculikan Anak, Mahasiswi Ubaya Ciptakan Ratokid


Mahasiswi Jurusan Desain Manajemen Produk Fakultas Industri Kreatif ini memaparkan, dalam Ratokid terdapat tiga set lokasi yang dapat dimainkan oleh 2-4 anak.

Pertama set sekolah, kemudian set rumah dan ada set taman bermain lengkap beserta pernak-pernik yang lucu degan warna menggemaskan. "Inilah yang membuat anak tertarik untuk mencoba bermain dan tidak mudah bosan," papar dia

Sebelum merancang permainan ini, Shindy terlebih dulu melalukan survei ke beberapa sekolah. Survei tersebut untuk memastikan apakah sudah ada edukasi pencegahan penculikan yang diberikan ke murid.

Ternyata dari sejumlah sekolah yang didatangi belum memberikan pengajaran khusus pada anak, mengenai kasus penculikan atau mengindari orang asing. "Sementara hanya mencegah secara lisan," ungkapnya.

Ia berharap, setelah memainkan Ratokid anak-anak lebih mudah paham dan cepat mengerti untuk menghindari orang asing.

Cegah Penculikan Anak, Mahasiswi Ubaya Ciptakan Ratokid


Lalu bagaimana cara memainkan Ratokid? Pertama, anak memilih set lokasi dan level 1-20 yang ingin dimainkan. Kemudian tiap pemain akan mendapatkan karakter yang bisa menampilkan foto wajahnya, dan menggunakan topi biru atau merah muda.

Untuk karakter orang tak dikenal, dapat ditampilkan melalui foto orang asing menggunakan topi berwarna hitam. Kemudian pemain harus memasang pola jalan, agar karakternya sampai ke rumah dengan menghindari orang tak dikenal.

"Setelah berhasil sampai ke rumah, pendamping akan memberikan pemahaman ke anak-anak mengenai situasi yang mereka telah mainkan sebelumnya," tutur Shindy.

Dosen pendamping mahasiswa Ubaya, Wyna Herdiana menjelaskan, inovasi Ratokid ini cukup membantu perkembangan anak diusianya. Selain mengedukasi tentang penculikan, juga mampu melatih motorik anak.

"Melalui permainan ini dapat melatih motorik anak, meningkatkan pola berpikir saat menyusun track menuju ke rumah, dan meningkatkan sosialisasi dengan teman maupun pendamping permainan termasuk orang tuanya sendiri," tegasnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.6096 seconds (0.1#10.140)