Kue Putu Hangat Itu, Memikat Para Pelajar Korea Selatan
A
A
A
SURABAYA - Belasan pelajar asal Daejeo Junior Busan Metropolitan Korea Selatan, dibuat heran ketika berkunjung ke SMP Muhammadiyah 5, Pucang, Kota Surabaya.
Saat tiba di sekolah, pelajar yang mengikuti program pertukaran pelajar ini sudah disambut oleh dua gerobak angkringan.
Dua gerobak lengkap dengan adonan tepung beras, kacang hijau dan cetakan bambu untuk membuat kue tradisional Putu itu, rupanya memang sengaja disediakan khusus untuk tamu asing.
Tak mau berlama-lama melihat, belasan pelajar itupun langsung berkerumun di gerobak. Mereka nampak serius mengikuti arahan sambil menakar adonan kue putu ke dalam bambu-bambu kecil.
"Aduh panas. Asik ini enak," celetuk salah satu pelajar dengan bahasa Korea Selatan, seraya memegang blangkon khas Surabaya.
Guru mata pelajaran prakarya SMP Muhammadiyah 5 Surabaya, Wahdatul Ummah mengatakan, pertukaran pelajar adalah salah satunya supaya pelajar saling mengenal tentang budaya, termasuk kuliner lokal.
"Nah kue putu ini kan makanan tradisional yang ada di Jawa, khususnya Kota Surabaya, makanya kita kenalkan dalam kegiatan ini," ujarnya.
Kepala sekolah SMP Muhammadiyah 5 Surabaya, Muslikan berharap, dengan belajar membuat kue putu bersama, para pelajar Indonesia, dan Korea Selatan, dapat memahami sejarah kuliner Asia, dan Jawa.
"Di dalamnya terkandung makna persamaan dan kesatuan satu benua Asia dari sisi kuliner. Salah satunya melalui kue dari tepung beras yang dicetak menggunakan bambu," tandasnya.
Saat tiba di sekolah, pelajar yang mengikuti program pertukaran pelajar ini sudah disambut oleh dua gerobak angkringan.
Dua gerobak lengkap dengan adonan tepung beras, kacang hijau dan cetakan bambu untuk membuat kue tradisional Putu itu, rupanya memang sengaja disediakan khusus untuk tamu asing.
Tak mau berlama-lama melihat, belasan pelajar itupun langsung berkerumun di gerobak. Mereka nampak serius mengikuti arahan sambil menakar adonan kue putu ke dalam bambu-bambu kecil.
"Aduh panas. Asik ini enak," celetuk salah satu pelajar dengan bahasa Korea Selatan, seraya memegang blangkon khas Surabaya.
Guru mata pelajaran prakarya SMP Muhammadiyah 5 Surabaya, Wahdatul Ummah mengatakan, pertukaran pelajar adalah salah satunya supaya pelajar saling mengenal tentang budaya, termasuk kuliner lokal.
"Nah kue putu ini kan makanan tradisional yang ada di Jawa, khususnya Kota Surabaya, makanya kita kenalkan dalam kegiatan ini," ujarnya.
Kepala sekolah SMP Muhammadiyah 5 Surabaya, Muslikan berharap, dengan belajar membuat kue putu bersama, para pelajar Indonesia, dan Korea Selatan, dapat memahami sejarah kuliner Asia, dan Jawa.
"Di dalamnya terkandung makna persamaan dan kesatuan satu benua Asia dari sisi kuliner. Salah satunya melalui kue dari tepung beras yang dicetak menggunakan bambu," tandasnya.
(eyt)