Saatnya Adu Eksplorasi Gagasan

Kamis, 17 Januari 2019 - 09:59 WIB
Saatnya Adu Eksplorasi Gagasan
Pasangan Capres-Cawapres, Joko Widodo-KH Maruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.Foto/Koran SINDO
A A A
JAKARTA - Malam ini pasangan Joko Widodo (Jokowi)- KH Ma’ruf Amin serta Prabowo Subianto-Sandiaga Uno bertemu dalam ajang debat. Forum ini akan menjadi tolok ukur bagi masyarakat Indonesia untuk menilai calon pemimpinnya.

Untuk itu, kedua pasangan capres-cawapres harus memanfaatkan forum tersebut sebagai ajang mengadu dan mengeksplorasi gagasan yang akan dibawanya dalam memimpin Indonesia untuk lima tahun ke depan. Hal ini perlu mendapat perhatian karena perdebatan yang muncul semenjak keduanya ditetapkan sebagai pasangan capres-cawapres lebih banyak didominasi isu-isu populis, bukan substantif.

Harapan ini disampaikan Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas, dan rohaniwan Romo Benny Susetyo. Mereka juga berharap debat capres-cawapres ini akan menjadi sarana edukasi politik masyarakat untuk membangun demokrasi yang lebih beradab.

Rencananya, debat capres-cawapres perdana dari lima kali debat yang direncanakan akan digelar di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, dan akan disiarkan secara langsung di televisi nasional. Kedua pasangan capres-cawapres sudah menyatakan kesiapannya bertarung, khususnya beradu gagasan mengenai persoalan hukum, hak asasi manusia (HAM), korupsi, dan terorisme. Untuk mematangkan persiapan, kedua pasangan kemarin melakukan simulasi debat bersama tim masing-masing.

"Ajang debat capres-cawapres merupakan media sosialisasi visi dan misi, program, aksi serta kompetensi dari pasangan capres-cawapres. Karena itu, ajang tersebut harus dimanfaatkan oleh pasangan capres-cawapres untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi masyakarat mengapa harus memilih capres dan cawapres tertentu," ujar Abdul Mu’ti saat dihubungi KORAN SINDO kemarin.

Dia juga berharap ajang debat juga harus dimanfaatkan sebagai wahana media edukasi. Dalam konteks ini, debat punya dua makna. Makna dimaksud, pada satu sisi kontestan harus bisa memberikan contoh kepada publik bagaimana berdebat yang berkeadaban, dan di sisi lain ajang debat ini juga harus menjadi wahana edukasi bagi masing-masing pendukung kedua pasangan calon.

"Maka forum debat ini bisa memberikan satu edukasi bahwa apa pun pilihannya, masyarakat harus tetap hidup rukun dan harus saling menghormati, sebagaimana ditunjukkan mereka yang terlibat dalam debat itu. Jadi kalau mereka yang menjadi calon saja bisa berdebat dengan elegan, bisa saling mengapresiasi dan mengkritisi, kenapa mesti pendukungnya itu fanatik buta terhadap calon yang didukungnya. Saya kira message dari edukasi itu bisa ditunjukkan dari debat itu," tutur dosen UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta ini.

Robikin Emhas mengingatkan ajang debat merupakan bagian dari proses pemilu yang diharapkan bisa menjadi "tontonan" yang menarik. Selain untuk mempertajam visi, misi, dan program pasangan calon, juga harus menjadi sarana pendidikan politik masyarakat. "Oleh karena itu, debat kandidat yang berlangsung harus menumbuhkan politik yang berkeadaban, dan memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa," tuturnya.

Robikin menambahkan, sebagai bagian dari pesta demokrasi, debat kandidat diharapkan dapat menghadirkan kegembiraan publik. Bukan malah memicu keriuhan publik yang tidak perlu di antara para pendukung pasangan calon dengan melempar ujaran kebencian dan sejenisnya.

Senada dengan Abdul Mu’ti dan Robikin Emhas, Romo Benny Susetyo meminta kedua pasangan capres-cawapres jangan memperdebatkan hal yang sifatnya retorika. Dia pun berpesan kepada moderator dan kedua pasangan calon agar mampu menggali kedalaman gagasan dengan mengajukan pertanyaan yang mendalam.

"Jadi debat harus diisi oleh hal-hal yang substantif, dan pemilih jangan sampai terjebak dalam perdebatan yang sifatnya retorika. “Yang substantif, bukan debat dalam arti retorika. Tidak ada gunanya. Sebab ini persoalan politis, tidak mungkin persoalan seperti ini diselesaikan oleh pemilu yang pragmatis seperti ini. Saya kira nggak mungkin, yang kedua janjinya harus realistis. Tidak mungkin janji yang tidak realistis itu,” tuturnya.

Sementara itu, kedua pasangan calon dan tim sukses mereka menegaskan kesiapan untuk bertarung dalam debat pertama malam ini. Untuk mematangkan persiapan ini, kemarin kedua pasangan melakukan simulasi debat.

Pasangan Jokowi-KH Maruf Amin menggelar simulasi di Gedung Djakarta Theater, Jakarta. Simulasi dihadiri sejumlah elite Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH Ma’ruf Amin seperti Ketua TKN Erick Tohir, Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding, Direktur Komunikasi Politik TKN Usman Kasong. Turut hadir pula Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Mensesneg Pratikno, dan Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masuki, serta Yusril Ihza Mahendra yang menjadi mentor debat.

Adapun pihak Prabowo-Sandiaga Uno melakukan simulasi debat secara intensif selama dua hari di di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Simulasi melibatkan tim 8 dan juga direktur media dan konten BPN Prabowo-Sandiaga Uno. Simulasi ini disebut-sebut juga melibatkan dua mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas dan Bambang Widjojanto. "Namanya pemantapan, ya mantap lah. Mantul, mantul,’’ tandas Jokowi saat dikonfirmasi kesiapannya berdebat.

KH Ma'ruf Amin mengaku telah melakukan sejumlah persiapan menghadapi debat kandidat capres-cawapres nanti malam. Sejumlah materi debat yang telah dipersiapkan timnya telah dia pelajari. Namun, baginya, sebenarnya ajang debat merupakan hal biasa. Apalagi, dia sudah cukup kenyang pengalaman baik sebagai ulama maupun politikus.

Karena itu, mantan rais aam PBNU ini mengaku santai menghadapi debat perdana nanti malam sehingga tidak perlu melakukan latihan khusus jelang debat karena hal itu sudah biasa dilakukan di NU. "Hanya materinya yang berbeda tentu, jadi saya membaca, kira-kira apa yang akan didebatkan itu," ujar Kiai Ma'ruf di kediamannya, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta, kemarin.

Sekretaris TKN pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto menegaskan Jokowi-Ma'ruf telah mencapai titik temu untuk persiapan debat nanti malam. Menurutnya, pasangan yang diusung Koalisi Indonesia Kerja itu akan berangkat bersama ke lokasi debat. "Sebelum mulai debat, berangkat doa bersama, itu hal yang biasa dilakukan. Itulah kultur dari kedua beliau. Segala sesuatunya dipersiapkan dengan baik, termasuk dari aspek doa tadi," ujar dia.

Dia juga menyatakan, sebagai cawapres, Kiai Ma'ruf akan tampil bukan saja menonjolkan aspek keagamaan sebagai ulama, namun juga akan memberikan teladan kepada masyarakat dengan mengedepankan aspek moralitas yang baik. "Kemudian menyentuh problematika rakyat, itu juga menangkap esensi dari debat kehidupan yang ada di tengah rakyat itu sendiri," ujar Hasto di Media Center Cemara, Menteng, Jakarta, kemarin.

Sementara dari pihak Koalisi Indonesia Adil Makmur, optimistis Prabowo Subianto-Sandiaga Uno unggul atas Jokowi-KH Ma'ruf Amin pada debat perdana ini. Dia meyakini jagoannya menguasai tema mengenai hukum, HAM, korupsi, dan terorisme. "Prinsip secara umum kita unggul," ujar Juru Kampanye Nasional Badan BPN Prabowo-Sandi, Ahmad Riza Patria, kemarin.

Dia mengaku, Prabowo Subianto belum pernah mendapatkan kesempatan untuk menjadi presiden atau berkuasa. Namun, kata Riza, banyak prestasi yang pernah diraih Prabowo selama di dunia militer. "Di tempat dia bekerja sebelumnya dia berprestasi, mapenduma, Mount Everest, coba dia lihat, jangan tanya saya, saya sipil, tanya teman-teman militer," kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra ini.

Dia melanjutkan, Prabowo Subianto banyak bergaul dengan orang. "Memberi perhatian pada prajurit, kesejahteraan prajurit, sarana-prasarana prajurit dan dengan kocek sendiri, bukan dengan APBN," kata Wakil Ketua Komisi II DPR ini.

Jubir BNP Prabowo-Sandi, Andre Rosiade, menegaskan Prabowo-Sandi sudah mematangkan materi-materinya hukum, HAM, korupsi, dan terorisme. Prabowo, misalnya, menawarkan penyelesaian terorisme secara holistis. Pasalnya, terorisme tak bisa diselesaikan hanya berdasarkan penindakan hukum.

"Paham radikalisme dan ideologi yang bisa tumbuh dan berkembang karena ada kesenjangan ekonomi. Kalau orang susah kan lebih gampang disusupi. Ini yang Prabowo menawarkan solusi-solusi alternatif yang lebih holistis soal pemberantasan terorisme. Mengurangi kesenjangan ekonomi, kemiskinan sambil mengurangi ideologi," ujar dia.

Prabowo juga siap menjawab pertanyaan seputar tema debat, termasuk soal isu HAM. "Penegakan hukum bagaimana Pak Prabowo memperkuat KPK, kejaksaan, dan kepolisian. Soal HAM, Pak Prabowo siap menjawab dan menyelesaikan kasus-kasus HAM masa lalu."
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.5116 seconds (0.1#10.140)