Pantauan Media Asing, Debat Perdana Capres Kaku Seperti Robot

Jum'at, 18 Januari 2019 - 08:17 WIB
Pantauan Media Asing, Debat Perdana Capres Kaku Seperti Robot
Capres urut 01 Joko Widodo bersalaman dengan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto usai mengikuti debat pertama pilpres pasangan calon presiden dan wakil presiden di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019). Foto/SINDONews/Isra Tri
A A A
JAKATA - Media asing ikut menyoroti pelaksanaan debat calon presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) perdana, Kamis (17/1/2019) malam. Salah satu media internasional yang memberikan perhatian adalah Sydney Morning Herald (SMH). Dalam pemberitaannya, media yang berbasis di New South Wales ini mengkritik jalannya debat.

SMH menilai jalannya perdebatan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan penantangnya Prabowo Subianto sangat kaku seperti robot. Baik Jokowi maupun Prabowo dinilai sama-sama menghindari risiko. Padahal keduanya memiliki semua yang dibutuhkan agar acara debat bisa berjalan menarik.

"Keduanya maupun calon wakil mereka terlihat seperti robot dan memberikan jawaban yang tidak mau mengambil risiko yang dirancang untuk membuat lawan mereka tunduk," tulis SMH dalam pemberitaannya yang dipantu Sindonews, Jumat (18/1/2018).

Menurut SMH hal ini tidak terlepas dari fakta bahwa kedua belah pihak memiliki semua pertanyaan dari para panelis seminggu sebelumnya. Mereka pun mengutip alasan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menyatakan hal itu dilakukan agar para kandidat dapat memberikan jawaban yang substantif dan menginformasikan pemilih dengan baik.

Namun menurut SMH hal itu justru menjadi bumerang karena debat menjadi tidak hidup dan membandingkanya dengan debat pada tahun 2014 yang mengalir bebas. "Joko Widodo, wakilnya Ma'ruf Amin, Prabowo dan wakilnya Sandiaga Uno memberikan jawaban yang telah dilatih dan melakukannya dengan buruk," tulis SMH.

"Kedua belah pihak menari-nari satu sama lain selama hampir dua setengah jam (bahkan, Ma'ruf Amin membutuhkan waktu hampir satu jam sebelum dia berbicara untuk menjawab pertanyaan) dan para pemilih, sebagian besar, tidak akan lebih bijaksana," sambung SMH.

Terkait jalannya debat, SMH menyebut baik Jokowi maupun Prabowo hanya sedikit memberikan rincian tentang bagaimana mereka akan memastikan bahwa hak asasi manusia tidak dikorbankan oleh lembaga penegak hukum yang memerangi terorisme. Terkait terorisme, SMH menilai jawaban calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'aruf Amin terkait teroris adalah salah satu yang relatif paling tajam.

"Terorisme bukanlah jihad dan itu haram. Jika akar penyebab terorisme adalah kesalahpahaman seseorang tentang agamanya, maka mereka perlu dididik ulang. Tetapi jika akar penyebabnya adalah ekonomi, maka pendekatan pemerintah harus difokuskan pada penyediaan lapangan kerja," tulis SMH mengutip pernyataan Ma'ruf Amin.

Debat menjadi sedikit lebih hidup ketika para kandidat saling mengajukan pertanyaan. Secara seimbang, SMH menilai, Jokowi memenangkan debat karena dia mampu, lebih sering, untuk memberikan respons kebijakan yang lebih rinci meskipun kadang terlalu teknokratis.

Kendati begitu, menurut SMH, perdebatan berakhir dengan tidak adanya ide-ide besar baru yang maju dan sedikit cahaya pada kebijakan masing-masing kandidat.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.6183 seconds (0.1#10.140)