Tenggak Anggur dan Isap Rokok di Kanada Jadi Gaya Hidup Gadis Murtad

Jum'at, 18 Januari 2019 - 15:04 WIB
Tenggak Anggur dan Isap Rokok di Kanada Jadi Gaya Hidup Gadis Murtad
Rahaf Mohammed Alqunun, 18, gadis Arab Saudi yang diberi suaka oleh pemerintah Kanada. Foto/REUTERS/Mark Blinch
A A A
OTTAWA - Masih ingat sosok Rahaf Mohammed Alqunun? Seorang gadis Arab Saudi yang melarikan diri dari keluarganya setelah keluar dari agama Islam (murtad).

Kini dia menikmati hidup barunya di Kanada setelah mendapat suaka. Di negara itu dia pamer foto-foto kehidupan barunya, di mana dia menenggak segelas anggur dan mengisap rokok yang digulung.

Aksi gadis 18 tahun itu telah jadi pemberitaan media internasional ketika dia membarikade dirinya di sebuah hotel bandara di Bangkok saat dalam pelariannya. Dia awalnya ingin mencari suaka di Australia setelah mengaku mengalami kekerasan emosional dan fisik di rumahnya, namun suaka diberikan oleh Kanada.

Belum jelas apakah rokok gulung yang dia nikmati merupakan ganja atau bukan. Namun, di Kanada meroko ganja memang legal.

Sebuah posting media sosial lainnya, remaja itu juga pamer aksinya berpesta pora dengan bacon dan telur serta menikmati secangkir kopi Starbucks.

Alqunun mengaku takut dibunuh oleh keluarganya jika dipulang ke Arab Saudi. Temannya yang berada di Australia mengungkap bahwa kerabat Alqunun telah membuat ancaman pembunuhan terhadap remaja itu karena sudah murtad.

Nasib Alqunun yang viral di media sosial telah menarik perhatian Badan PBB untuk Pengungsi atau UNHCR, yang memutuskan bahwa klaim remaja itu sebagai pencari suaka sah. Pemerintah Kanada memberikan suaka padanya minggu lalu dan telah menganggalkan nama belakangnya, Alqunun.

Setelah tiba di Kanada, remaja itu ingin menjalani kehidupan pribadi yang normal. Dia berjanji untuk bekerja mendukung kebebasan perempuan di seluruh dunia.

Pemerintah Arab Saudi belum mengeluarkan pernyataan tentang pelarian remaja tersebut hingga akhirnya diberi suaka oleh Kanada. Namun, Masyarakat Nasional untuk Hak Asasi Manusia (NHSR), sebagai badan independen Saudi—yang oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat disebut didanai pemerintah Saudi—mengatakan bahwa pelarian Alqunun dipicu oleh hasutan beberapa negara.

"Hasutan beberapa negara terhadap beberapa perempuan nakal Saudi untuk memberontak terhadap nilai-nilai keluarga mereka dan mendorong mereka keluar dari negara dan (negara asing) berusaha menerimanya dengan dalih memberi mereka suaka," kata NSHR, yang dikutip Sputnik, Jumat (18/1/2019).
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.6267 seconds (0.1#10.140)