Kakak Adik Yatim Piatu Warga Surabaya Dapat Bantuan Gubernur

Selasa, 02 Juni 2020 - 17:10 WIB
loading...
Kakak Adik Yatim Piatu Warga Surabaya Dapat Bantuan Gubernur
Gubernur Khofifah Indar Parawansa memberikan bantuan berupa sembako dan uang tunai kepada kakak beradik warga Surabaya.Foto/ist
A A A
SURABAYA - Dua anak di kawasan Bulak Rukem, Surabaya, mendapatkan bantuan sembako dan uang tunai dari Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Selasa (2/6/2020).

Bantuan ini diberikan lantaran kakak beradik Akbar dan Fariz ini ditinggal kedua orang tuanya meninggal dunia. Ibu mereka meninggal dua hari lalu, Minggu (31/6/2020). Sang ayah yang telah berpulang sejak dua tahun silam.

Akbar dan Fariz tak kuasa menahan haru saat Trisnadi utusan Gubernur mengantar tersebut. Apalagi, selama ini mereka mengaku belum pernah mendapat bantuan serupa.

Pandangan mata mereka kosong, saat utusan gubernur menyerahkan bantuan itu. Tak banyak yang ia utarakan. Akbar hanya berharap agar Gugus Tugas Covid-19 Surabaya lebih maksimal. Bukan tanpa alasan jika Akbar memiliki harapan demikian. Sejak kabar beredar jika mendiang ibunya terkonfirmasi positif Covid-19 memang sempat membuat mereka terpukul.

Dia juga mengaku belum mendapatkan bantuan moril maupun materiil dari Pemerintah Kota Surabaya. "Masih tidak ada bantuan cuma hanya semprotan disinfektan saja di sekitar rumah warga," imbuhnya dengan tatapan mata kosong.

Maka, dengan bantuan ini dia sedikit lega. Setidaknya untuk melanjutkan hidup dalam beberapa hari ke depan. Bantuan berupa sembako dan uang tunai seolah melengkapi bantuan inisiatif dari warga untuk menunjang mereka sehari-hari.

"Harapan saya semoga banyak yang mendapatkan bantuan seperti ini pada orang-orang yang memang terdampak positif Covid-19," ungkap Akbar.

Sementara itu, ibunda Akbar Ari Syaifullah dan Fariz Ari Hidayat diketahui menderita sakit lambung. Ia langsung memeriksakan diri di Kapasari pada Selasa (26/5). Karena peralatan tidak memadai, akhirnya pasien diminta melakukan pengobatan ke RSUD dr Soetomo.

"Cuma di Kapasari nggak ada alatnya langsung dibawa ke RSUD dr Soetomo. Dan itupun peralihan dari Kapasari ke RSUD dr Soetomo itu kami menyewa grab sendiri," urai Akbar.

"Nggak bisa pakai ambulans saya kurang tahu alasannya kenapa karena dari dokternya tidak menjelaskan. Padahal itu sudah kondisi darurat akhirnya kami nekat pakai grab. Adik yang mengurusi ibu karena saya sakit," tambahnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1035 seconds (0.1#10.140)