Mahathir: Jangan Asal Tampung Teknologi 5G China

Minggu, 20 Januari 2019 - 05:59 WIB
Mahathir: Jangan Asal Tampung Teknologi 5G China
Perdana Menteri Dr Mahathir Mohamad. FOTO/ The Star
A A A
KUALA LUMPUR - Perdana Menteri Dr Mahathir Mohamad mengatakan, pihaknya menolak teknologi 5G asal China. Ini dilakukan setelah Amerika Serikat dan Eropa menolak hal yang sama.

Malaysia akan melakukan studi pendahuluan untuk mendapatkan rincian sebelum bertindak memblokir Huawei, telekomunikasi raksasa dari China, dari membangun infrastruktur 5G di Malaysia, menyusul kekhawatiran atas meningkatnya spionase cyber.

Perdana Menteri Dr Mahathir Mohamad mengatakan Malaysia tidak menemukan perusahaan itu melakukan kesalahan di Malaysia.

"Apa yang ingin dilakukan Jerman akan ditentukan oleh Jerman dan Kanada akan melakukan apa serta keputusan mereka ada pada mereka,"

"Tetapi Malaysia tidak akan mengikuti apa yang dilakukan orang lain, dan kami perlu menyelidiki dan memastikan apakah itu dibenarkan untuk mengambil tindakan seperti itu terhadap perusahaan," katanya dalam menjawab pertanyaan oleh audiensi setelah menyampaikan diskusi Oxford Union yang disiarkan langsung oleh Astro Awani dari London sebelumnya hari ini, tutur Mahathir seperti dilansir dari The Star.

AS terus membujuk sekutunya agar tidak menggunakan perangkat dari Huawei dan produk dari produsen China lainnya. Argumentasi yang disodorkan AS adanya dugaan kerentanan dan celah bagi kejahatan siber dalam teknologi 5G.

Seorang pejabat AS menambahkan menara jaringan 5G dari Huawei akan menyedot banyak lalu lintas suara dan data, di mana hal ini tidak terjadi pada layanan 4G LTE.

Namun, Tim Bajarin, analis utama di Creative Strategies menyatakan tuduhan tersebut belum tentu benar.

"Ada sistem keamanan tingkat tinggi yang dibangun dalam jaringan 5G yang membuat hacker kesulitan untuk meretas jaringan," ujarnya seperti dikutip dari Mashable

Australia dan Selandia Baru telah melarang Huawei terlibat dalam jaringan 5G dengan alasan keamanan. Mereka bergabung dengan Amerika dan Taiwan, yang punya pembatasan yang lebih luas terhadap Huawei. Badan keamanan cyber Jepang mengatakan, pemerintah tidak akan membeli kebutuhan komunikasi mereka dari pemasok-pemasok yang dianggap berisiko tinggi, termasuk Huawei.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.6639 seconds (0.1#10.140)