Jika Ingin Terpilih, Para Caleg Harus Melakukan Ini

Senin, 21 Januari 2019 - 09:23 WIB
Jika Ingin Terpilih, Para Caleg Harus Melakukan Ini
Caleg DPR Dapil III Jakarta, Ahmad Sahroni.Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Di tahun politik sekarang ini, masyarakat diminta tak mencari kucing dalam karung saat memberikan hak suaranya pada Pemilihan Legislatif (Pileg), 17 April 2019 mendatang. Demikian juga dengan calon legislatif (caleg) seharusnya menyambangi daerah pemilihannya secara langsung, bukan mengandalkan serangan fajar.

Menurut peneliti LIPI, Syafuan Rozi Soebhan, masyarakat dihimbau tak mencari kucing dalam karung. Masyarakat memilih para calon legislator yang memiliki program jangka panjang dan perbaikan di daerah pemilihannya.

“Kita tidak mau mencari kucing dalam karung karena dibayar, dia (caleg) hibur kita selama kampanye tapi lalu meninggalkan kita dengan kemacetan, pengangguran, jalan yang gelap, sampah dimana-mana, kejahatan luar biasa, narkoba,” katanya.

Dia meyakini masyarakat mulai cerdas dalam menyikapi pesta demokrasi. Masyarakat, khususnya generasi milenial disebut Syafuan tak serta merta akan menerima uang dari para caleg yang akan membiarkan daerah pemilihannya terbengkalai. Hal ini dikemukakan Syafuan terkait peluang caleg petahana dalam pesta demokrasi kali ini.

“Masyarakat mulai cerdas dan menurut saya ketika masyarakat meletakkan pohon pisang di jalan yang tidak diperbaiki itu sekaligus menyampaikan ke temannya yang terima uang, dia (caleg dipilih) menang tapi enggak mengurus jalan kita karena merasa sudah bayar di depan,” ujarnya.

Sejumlah petahana diketahui kembali maju dalam Pemilu serentak 2019, salah satunya di Dapil Jakarta III yang dipandang sebagai salah satu daerah dengan persaingan terkeras untuk para calon legislatif. Ahmad Sahroni selaku caleg petahana dari NasDem, mengingatkan masyarakat untuk arif memilih wakil rakyat yang memperhatikan daerah pemilihannya.

“Uang memang penting, bohong kalau kita tidak butuh uang, apapun sekarang membutuhkan uang, apalagi di Ibu Kota. Tapi jangan juga kita diperbudak oleh uang sampai membutakan mata kita memilih wakil rakyat yang hanya mau dipilih tapi tidak mau memperhatikan dapil setelah terpilih,” kata Sahroni.

“Jakarta III dijuluki sebagai dapil neraka, saya justru menilai dapil ini sebagai dapil hantu karena pada pemilu sebelumnya banyak caleg tak menyambangi wilayah-wilayah di daerah pemilihannya namun memperoleh suara besar,” sambungnya.

Sahroni mencontohkan, sebagai wakil rakyat yang terpilih dari Dapil III dirinya tak pernah melewatkan berbagai kesempatan untuk mengunjungi kembali daerah-daerah yang telah mengantarnya menduduki kursi DPR. Dengan bertatap muka di daerah pemilihannya, menurut Sahroni kepentingan masyarakat akan diketahui tanpa ditungangi pihak-pihak yang mencoba mencari keuntungan pribadi.

“Selama hampir lima tahun, saya tidak pernah melewatkan jadwal reses, kunjungan kerja maupun sosialisasi empat pilar. Momentum itu saya manfaatkan untuk mendatangi berbagai wilayah di daerah pemilihan secara bergiliran untuk mengetahui apa persoalan dirasakan masyarakat,” ungkap pria yang lekat dengan sebutan Anak Priok ini.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.5182 seconds (0.1#10.140)