Kampanye ‘Nyinyir’ Rugikan Paslon dalam Pilpres

Selasa, 22 Januari 2019 - 13:48 WIB
Kampanye ‘Nyinyir’ Rugikan Paslon dalam Pilpres
Kampanye yang bersifat nyinyir di media sosial bisa merugikan paslon dalam Pilpres 2019.Foto/Dok.
A A A
SURABAYA - Kran media sosial yang terbuka lebar menjadi ruang bagi para pendukung pasangan calon (paslon) presiden untuk saling bertempur.

Termasuk upaya saling nyinyir yang menjadi senjata saling serang. Padahal, upaya itu memberikan dampak negatif bagi paslon yang didukung.

Direktur Surabaya Survei Center (SSC) Mochtar W. Oetomo menuturkan, proses saling nyinyir dan saling sindir antar kubu paslon pada Pilpres 2019 terbukti kontra produktif. Sikap itu tidak memupuk suara bagi masing-masing, malah langkah tersebut justru menjadikan publik semakin muak.

Dari survei yang sudah dilakukannya menunjukan hasil 33,6 persen dari 100 persen responden mengaku muak dengan tindakan saling nyinyir dan perang ujaran kebencian antara dua kubub Paslon di Pilpres 2019. “Hanya 11,4 persen yang mengaku bahwa hal itu menarik,” ujar Mochtar, Selasa (22/1/2019).

Ia melanjutkan, sebanyak 17,2 persen menganggap hal itu wajar dan 26,8 persen merasa bosan dengan apa yang dilakukan para pendukung paslon itu. Sementara 11 persen sisanya mengaku tidak tahu atau tidak menjawab.

Mochtar juga menjelaskan, melalui hasil riset yang dihasilkan kali ini seharusnya bisa ditarik pelajaran bagi masing-masing kubu. Pola saling nyinyir sudah jelas tak efektif untuk dijadikan pola kampanye dalam rangka mendulang dukungan.

“Publik perlu narasi membangun. Butuh gagasan visi dan misi dari masing-masing Paslon yang dipaparkan secara gamblang untuk bisa dimengerti dan menjadi alasan untuk memilih,” katanya.

Pakar Politik Universitas Trunojoyo Madura itu menambahkan, jika hanya saling nyinyir serta serang ujaran kebencian, publik tidak akan mendapatkan apa-apa. Mereka seperti menonton drama serial saja.

“Pilpres tentu perlu lebih dari hanya nyinyir melulu. Terlebih ini pesta demokrasi untuk mencari pemimpin bangsa,” ucapnya.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.6840 seconds (0.1#10.140)