Keberadaan Tabloid Indonesia Barokah di Masjid Bisa Rusak Demokrasi
A
A
A
JAKARTA - Kubu Prabowo Subianto- Sandiaga Uno meminta aparat penegak hukum mengusut penyebaran tabloid Indonesia Barokah di sejumlah masjid belakangan ini.
Tabloid itu dianggap berpotensi merusak demokrasi. "Karena inilah yang merusak demokrasi kita ketika kedua belah pihak mencoba melahirkan demokrasi yang cerdas, beradab, tiba-tiba ada tabloid seperti ini," ujar Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Mardani Ali Sera di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (24/1/2019).
Namun, Mardani Ali Sera enggan menuduh siapa yang membuat dan menyebarkan tabloid Indonesia Barokah itu. "Bisa jadi pihak ketiga yang ingin mengadu domba," ujar wakil ketua komisi II DPR ini. (Baca juga: Prabowo Tak Terlalu Khawatir Adanya Tabloid Indonesia Barokah)
Di samping itu, dia pun yakin bahwa masyarakat semakin cerdas. "Isu-isu seperti ini bukannya menurunkan elektabilitas malah menumbuhkan awareness," kata Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
"Emang ada apa sih? Nah dengan pertanyaan itu mestinya pihak kami di BPN bisa mengoptimalkan, seperti apa counternya, sehingga publik malah jadi simpati," pungkasnya.
Tabloid itu dianggap berpotensi merusak demokrasi. "Karena inilah yang merusak demokrasi kita ketika kedua belah pihak mencoba melahirkan demokrasi yang cerdas, beradab, tiba-tiba ada tabloid seperti ini," ujar Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Mardani Ali Sera di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (24/1/2019).
Namun, Mardani Ali Sera enggan menuduh siapa yang membuat dan menyebarkan tabloid Indonesia Barokah itu. "Bisa jadi pihak ketiga yang ingin mengadu domba," ujar wakil ketua komisi II DPR ini. (Baca juga: Prabowo Tak Terlalu Khawatir Adanya Tabloid Indonesia Barokah)
Di samping itu, dia pun yakin bahwa masyarakat semakin cerdas. "Isu-isu seperti ini bukannya menurunkan elektabilitas malah menumbuhkan awareness," kata Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
"Emang ada apa sih? Nah dengan pertanyaan itu mestinya pihak kami di BPN bisa mengoptimalkan, seperti apa counternya, sehingga publik malah jadi simpati," pungkasnya.
(vhs)