Hadapi Mahasiswa Milenial, Kompetensi Dosen Harus Meningkat

Minggu, 03 Februari 2019 - 17:01 WIB
Hadapi Mahasiswa Milenial, Kompetensi Dosen Harus Meningkat
Menristekdikti Mohammad Nasir mengatakan, sistem pembelajaran E-learning harus diimbangi dengan peningkatan kompetensi dosen sekaigus menghadapi mahasiswa milenial. Foto/SINDOnews/Dok
A A A
YOGYAKARTA - Era disrupsi inovasi menuntut perguruan tinggi untuk membuka perkuliahan e-learning. Namun pembelajaran online ini menuntut kompetensi dosen yang tinggi.

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir mengatakan, sistem pembelajaran E-learning harus diimbangi dengan peningkatan kompetensi dosen.

Mahasiswa yang dihadapi dosen saat ini adalah mahasiswa generasi milenial dan generasi Z. Oleh karena itu dosen harus meningkatkan kompetensi keilmuan serta melakukan inovasi metode pembelajaran. (Baca juga: Tingkatkan Daya Saing, Generasi Milenial Harus Dibekali Soft Skill)

“Saya sampaikan amat penting untuk meningkatkan kualifikasi dan kompetensi dosen. Kita harus bisa melakukan evaluasi diri, ada di mana posisi kita dibandingkan dengan negara lain, sehingga hal ini bisa dimanifestasikan kepada para mahasiswa agar mereka dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia," katanya saat Peresmian Gedung Baru Development of Education in Seven Universities Project (7 in 1 Project) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Minggu (3/2/2019).

Nasir mengungkapkan, dosen yang berkompetensi dan selalu sadar akan perkembangan ilmu di negara lain akan membuat mahasiswa lebih kompetitif dalam mensejahterakan rakyat. Dalam meningkatkan kompetensinya, Nasir sampaikan mahasiswa perlu berinisiatif ilmu dari berbagai sumber, salah satunya melalui materi pembelajaran dalam jaringan (online learning). (Baca juga: Begini Cara Generasi Milenial Gresik Menjaga NKRI)

"Sementara itu dari sisi mahasiswa, yang harus dibenahi adalah kesiapan belajar mandiri mahasiswa. Karena dalam pembelajaran daring lebih banyak mengadopsi istilah self-directed learning, maka self-directed learning mahasiswa menjadi penting," terang Nasir.

Mantan rektor Universitas Diponegoro ini mengatakan, dia percaya mahasiswa Indonesia sudah tidak asing dengan perkembangan teknologi, sehingga mereka dapat lebih adaptif pada penggunaan online learning.

"Kalau dari sisi literasi teknologi, saya kira tidak ada masalah yang berarti, karena mahasiswa kita saat ini pada dasarnya sudah merupakan digital native," ungkap Nasir. (Baca juga: Sejak 2014-2017 Generasi Milenial Dominasi Pengajuan KPR)

Proses pembelajaran secara daring (e-learning) telah dilakukan di berbagai perguruan tinggi Indonesia, dan kedepannya akan jauh lebih banyak perguruan tinggi yang mengadopsi sistem ini. Nasir mengatakan, dengan adanya E-learning maka Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi di Indonesia bisa lebih tinggi dari APK saat ini yakni 34,58.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9141 seconds (0.1#10.140)