Data Jumlah Penderita DBD di Jombang Simpang Siur

Minggu, 03 Februari 2019 - 19:45 WIB
Data Jumlah Penderita DBD di Jombang Simpang Siur
Sejumlah pasien DBD sedang mendapat perawatan di RS Jombang. Foto/SINDONews/Tritus Julan
A A A
JOMBANG - Data jumlah penderita DBD yang dirilis Dinkes Jombang menuai tanda tanya. Diduga jumlah penderita DBD sepanjang Januari 2019 lebih dari 95 orang. Sebab, data ini lebih sedikit dari jumlah pasien positif DBD yang dirawat di RSUD Jombang maupun di RSUD Ploso.

Direktur RSUD Ploso, Widi Cipto Basuki menyebut, sejak awal Januari hingga 30 Januari 2019, ada sebanyak 74 pasien positif DBD dengan grade 1 dan 2 yang menjalani perawatan medis. "Jumlah pasien DBD grad 1 dan 2 untuk dewasa 39 orang, jumlah pasien DBD anak-anak 35. (Data itu) Januari awal hingga 30 Januari 2019," tulisnya dalam pesan singkat.

Menurut Widi, seluruh pasien tersebut tidak ada yang dirujuk ke RSUD Jombang atau rumah sakit lain. Seluruhnya, menjalani perawatan di RSUD Ploso yang juga merupakan rumah sakit milik Pemkab Jombang. "Tidak ada (yang dirujuk), semua pulang sembuh," jelas Widi.

Sementara, di RSUD Jombang sendiri, sejak awal Januari ada sebanyak 34 pasien positif DBD yang dirawat. Rinciannya, 12 orang pasien anak-anak, dan 22 pasien dewasa.

Dinkes Jombang merilis, hingga 31 Januari 2019, ada 95 orang positif DBD. Data tersebut merupakan seluruh pasien yang dirawat baik di Puskesmas maupun rumah sakit di Jombang.

Menanggapi hal itu, Kasi P2P Dinkes Jombang, Haryo Purwono menyatakan, jika tidak semua data penderita yang masuk dari rumahsakit positif DBD. Menurutnya, ada kreteria tertentu sehingga penderita itu dinyatakan positif DBD. "Iya, tapi kan kita screening dulu, mana yang DBD dan DD (Demam Dengue)," katanya.

Dikatakan Haryo, ada kreteria tertentu pasien dikatakan positif DD. Sehingga, tidak semua pasien yang didiagnosa dokter teridikasi bisa dikatakan positif DBD. "Kalau DBD itu trombositnya di bawah 21 ribu, ada peningkatan hematokrit 20 persen. Kalau tidak memenuhi itu ya DD," imbuhnya.

Sebenarnya, antara DBD dan DD merupakan jenis penyakit yang sama. Ciri-cirinya demam tinggi dan naik turun. Namun, Haryo menyebut ada perbedaan diantara dua penyakit tersebut. "Jenisnya sebenarnya sama, kalau DBD merujuk ke kematian, karena adanya kebocoran plasma. Kalau DD tidak ada," tukasnya
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 5.9080 seconds (0.1#10.140)