Terjadi 15 Kali Guguran Lava di Merapi, Radius 3 Km Dikosongkan

Sabtu, 09 Februari 2019 - 14:15 WIB
Terjadi 15 Kali Guguran Lava di Merapi, Radius 3 Km Dikosongkan
Gunung Merapi di perbatasan Sleman, DIY, Magelang, Boyolali dan Klaten, Jawa Tengah, mengeluarkan guguran lava, Sabtu (9/2/2019). Foto/Dok
A A A
SLEMAN - Gunung Merapi terus menunjukkan aktivitasnya, Sabtu (9/2/2019). Gunung yang ada di perbatasan Sleman, DIY, Magelang, Boyolali dan Klaten, Jawa Tengah ini mengalami 15 kali guguran lava.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi KGbencanaan geologi (BPPTKG) mencatat dari pukul 00.00-06.00 WIB terjadi 15 kali guguran dengan durasi 16-130 detik, 4 kali guguran di antaranya ke arah sungai Gendol denga jarak luncur 400-1.300 meter.

Guguran terakhir tercatat terjadi pada pukul 04.34 WIB ke arah sungai Gendol dengan jarak luncur 1.300 meter dengan durasi 130.24 detik. Visual gunung Merapi sendiri tidak nampak karena tertutup awan dan kabut. Untuk status Gunung Merapi masih level II (waspada).

Sedangkan Jumat (8/2/2019), untuk guguran tercatat 40 kali dengan durasi 6-93 detik. Satu kali guguran ke arah sungai Gendol dengan jarak luncur 500 meter dengan durasi 12-53 detik.

Atas kondisi ini, BPPTKG tetap merekomendasikan agar radius 3 kilometer (km) dari puncak Merapi dikosongkan dari aktivitas warga dan pendakian. Selain itu, warga yang berada di aliran sungai Gendol untuk meningkatkan kewaspadaannya, terutama bahaya lahar, apalagi saat terjadi hujan di puncak Merapi.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman juga meminta masyarakat yang ada di lereng Merapi, baik yang ada di kawasan rawan bencana (KRB) III atau yang berada di atas 3 km untuk meningkatkan kewaspadaan.

Seksi Pengungsi dan Logistik BPBD Sleman Dwi Haryanto mengatakan peningkatkan kewaspaan ini penting. Sebab dengan meningkatkan aktvitas gunung Merapi tersebut, tentunya akan ada perubahan rekomendasi.

Meskipun untuk mengeluarkan rekomendasi baru tentu memerlukan berbagai pertimbangan. Baik yang menyangkut dengan dampak sosial dan perekonomian. “Karena itu untuk mengeluarkan rekomendasi harus dikaji dengan matang,” kata Dwi.

Terkait peningkatan kewaspadaan ini, kata Dwi, jika terjadi perubahan rekomendasi, masyarakat sudah siap dan mengetahui apa yang harus mereka lakukan. Namun yang jelas warga tetap diminta tenang dan mengikuti perkembangan dan informasi Merapi dari instansi yang
berwenang.

“Sampai saat ini kami belum menerima informasi perkembangan terbaru. Jika ada perkembagan segera akan kami informasikan,” paparnya.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.4326 seconds (0.1#10.140)