Melihat Ibu Dipukuli dan Dimaki, Anak Habisi Ayah Kandungnya

Rabu, 13 Februari 2019 - 11:25 WIB
Melihat Ibu Dipukuli dan Dimaki, Anak Habisi Ayah Kandungnya
Seorang remaja berinisial AM (20) warga Desa Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau nekat meghabisi nyawa ayahnya. Okezone/Banda
A A A
PEKANBARU - AM (20) remaja pria warga Desa Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau nekat menghabisi nyawa ayahnya.

Perbuatan itu dilakukan karena pelaku tidak terima ibunya sering dianiaya dan dimaki oleh ayahnya."Korban tewas bernama Hasudungan Malau berusia 57 tahun. Korban tewas dengan sejumlah luka bacok," kata Kasubbag Humas Polres Kampar, Iptu Deni Yusra Selasa (12/2/2019).

Pertengakaran antara ayah dan anak itu terjadi dini hari sekitar pukul 05.00 WIB di rumah mereka. Dimana AM yang gerah dengan sikap ayahnya karena sering menghina ibunya naik pitam.

Keduanya pun terlibat adu mulut dan baku pukul. Tidak puas saling pukul, pelakupun mengambil sebilah parang dari dapur dan menyerang ayahnya. "Korban mengalami luka bacok pada bagian tangan, tubuh dan kepalanya. Hasudungan terkapar dengan kondisi berlumuran darah. Usai membunuh ayahnya, pelaku pun melarikan diri. Namun polisi berhasil mengendus keberadaannya," terang Deni.

AM pun berhasil dibekuk polisi. Pihak kepolisian juga menyita sebilah golok yang dipakai untuk membunuh korban. Kepada polisi, tersangka mengatkan, bahwa ayahnya tidak sekali saja sering menghina ibunya.

"Tersangka mengaku ayahnya sering berkata kasar kepada ibunya. Bahkan ayahnya juga sering mengancam akan membunuh ibunya. Jadi anaknya tidak terima," ucap Deni.

Tidak hanya memaki, korban juga sering melakukan penganiayaan terhadap ibu korban. AM beserta adiknya juga mengaku sering dipukul dan dimaki oleh ayahnya itu. Keterangan tetangga, keluarga tersebut memang sering bertengkar.

"Pelaku mengaku bahwa ibu dan adik-adiknya sering dipukul korban. Keterangan sejumlah saksi, memang sering terjadi keributan pada keluarga Hasudungan," pungkasnya.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7635 seconds (0.1#10.140)