Catatan Pengamat: Jokowi Bicara Pakai Data dan Prabowo Beretorika

Senin, 18 Februari 2019 - 10:15 WIB
Catatan Pengamat: Jokowi Bicara Pakai Data dan Prabowo Beretorika
Pengamat Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menilai Capres Jokowi masih lebih unggul karena setiap berbicara selalu lebih detail dan menggunakan data di debat kedua. Foto/dok
A A A
JAKARTA - Debat kedua capres 2019 Minggu (17/2/2019) malam di Hotel Sultan Jakarta sudah usai tapi masih belum memunculkan kejutan. Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menilai Joko Widodo (Jokowi) masih lebih unggul karena setiap berbicara selalu lebih detail dan menggunakan data.

Menurutnya, saat membahas infrastruktur, Jokowi menyatakan telah menggelontorkan dana desa sebesar Rp187 trilun. Dana tersebut di antaranya untuk membangun 191.000 Km jalan desa, serta 58.000 unit irigasi di desa-desa di Tanah Air. Hal ini untuk membangun perekonomian di desa.

"Dari segi isu Jokowi relatif lebih detail bicara data dan angka misalnya soal infrastruktur jalan desa yang sudah banyak dibangun untuk perbaikan ekonomi. Sementara bagi Prabowo, infrastruktur Jokowi banyak yang tidak efisien, mahal, banyak yang tak berguna, dan tak berpengaruh terhadap perbaikan ekonomi. Prabowo lebih umum dan hanya menguliti kekurangan infrastruktur yang tak berdampak signifikan," ujarnya kepada SINDOnews, Senin (18/2/2019).

Kritik dari Prabowo mengenai sejumlah infrastruktur dirasa kurang tepat, seperti LRT di Palembang yang sepi. Jokowi menjawabnya dengan data bahwa diperlukan waktu 10-20 tahun untuk mengubah gaya hidup dari kendaraan pribadi menuju angkutan massal.

Menurut Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini, dalam debat kedua Jokowi banyak bicara bukti, implementasi program konkret dan sesekali melepaskan serangan merepotkan. Sementara Prabowo lebih banyak beretorika umum dan sedikit menegasi capaian Jokowi.

Namun, dia melihat Prabowo tampil manis tadi malam. Tidak agresif, kalem, tak terprovokasi meski kerap diserang Jokowi. Dia menambahkan entah peran apa yang sedang ingin dipertontonkan Prabowo.

"Antara setengah hati mendebat Jokowi, tidak siap atau kurang data. Bila model debat Prabowo begini, agak berat mengejar selisih elektabilitas karena publik menginginkan Prabowo menguliti semua kekurangan Jokowi," tutupnya.
(msd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.5619 seconds (0.1#10.140)