Pengidap Kanker Darah Terus Bertambah, Kenali Penyebabnya

Selasa, 19 Februari 2019 - 05:27 WIB
Pengidap Kanker Darah Terus Bertambah, Kenali Penyebabnya
Penderita Kanker Darah Trus Bertambah, Kenali Penyebabnya.Foto/SINDOnews/Ilustrasi
A A A
SURABAYA - Penyakit kanker darah sudah semakin populer. Jumlah penderitanya pun terus bertambah. Salah satunya mantan Ibu Negara Ani Yudhoyono.

Namun, masih banyak yang awam soal kanker ini. Yuk, ketahui lebih dalam soal penyakit ini. Ani Yudhoyono diketahui mengidap penyakit kanker darah. Dia telah menjalani perawatan di National University Hospital Singapura sejak 2 Februari 2019.

“Dengan rasa prihatin, saya sampaikan kepada para sahabat di Tanah Air, Ibu Ani mengalami blood cancer atau kanker darah. Karena itu, harus menjalani pengobatan dan perawatan intensif di National University Hospital Singapura,” kata SBY dari Singapura dalam rekaman video pada Rabu (13/2).

Dikutip WebMD, ada tiga jenis kanker darah, yaitu leukemia, limfoma, dan myeloma. Ketiga jenis kanker ini menyebabkan sumsum tulang dan sistem limfatik membuat sel darah tidak bekerja sebagaimana mestinya. Ketiganya tidaklah sama dan memengaruhi sel darah putih yang berbeda.

Leukemia, misalnya, merupakan kanker sel darah putih. Tubuh memproduksi banyak sel darah putih yang tidak dapat melawan infeksi. Ketika seseorang memiliki leukemia, sumsum tulangnya tidak mampu memproduksi sel-sel darah merah yang cukup dan trombosit untuk memasok kebutuhan tubuh.

Leukemia dikelompokkan oleh seberapa cepat penyakit ini berkembang, lama (kronis), atau cepat (akut). Ada empat jenis utama leukemia, termasuk leukemia akut limfositik (ALL), leukemia limfositik kronis (CLL), leukemia mielositik akut (AML), dan leukemia mielositik kronis (CML).

Beberapa gejala yang umum terjadi di antaranya nyeri pada tulang atau sendi, pembengkakan kelenjar getah bening yang biasanya tidak sakit, demam atau keringat pada malam hari, merasa lemah atau mudah lelah, sering mengalami pendarahan, mudah memar, sering infeksi, pembengkakan di perut, penurunan berat badan, serta kehilangan nafsu makan.

Leukemia merupakan kanker yang paling sering ditemui pada anak-anak. Anak berusia 3-5 tahun paling banyak terserang kanker ini. Tetapi, orang dewasa usia 75 tahun juga bisa menderita penyakit ini. Meski kasus leukemia pada anak (0-18 tahun) mengalami peningkatan seiring waktu, angka harapan hidup juga bertambah. Hal ini disampaikan Prof Dr dr Abdul Kadir, Direktur Utama RSUP Wahidin Sudirohusodo.

Masalahnya, tidak ada gejala yang khas dari leukemia. “Kadang gejala leukemia yang muncul seperti penyakit biasa, misalnya muncul lebam dan lesu. Anak juga sering mengalami demam tanpa sebab hingga lebih dari 38 derajat Celsius,” kata dr Abdul. Adapun limfoma merupakan istilah umum untuk berbagai tipe kanker darah yang muncul dalam sistem limfatik yang menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening.

Limfoma disebabkan perubahan sel-sel limfosit B atau T, yaitu sel darah putih yang dalam keadaan normal atau sehat berfungsi menjaga daya tahan tubuh dan menangkal berbagai jenis infeksi. Pada kasus limfoma, sel B atau T ini membelah lebih cepat, tidak terkontrol, dan hidup lebih lama dari biasanya.

Ada beberapa jenis limfoma dengan dua golongan besar, yaitu limfoma hodgkin (10%) dan limfoma non-hodgkin (90%). Dengan pengobatan medis yang tepat dan sedini mungkin, banyak pasien limfoma yang mampu menjaga penyakit mereka di bawah kontrol dan memiliki kualitas hidup yang baik, bahkan sembuh.

Kanker limfoma hodgkin termasuk jenis kanker yang agresif dan jarang ditemukan dibandingkan jenis kanker lain, termasuk kanker limfoma non-hodgkin yang jauh lebih sering terjadi. “Lebih dari sepertiga kasus ditemukan pada usia 15-30 tahun dan menyumbang sekitar 20% dari total jumlah kasus limfoma,” ujar Prof Dr dr Arry H Reksodiputro SpPD-KHOM.

Sedangkan myeloma, menurut Dr dr Ikhwan Rinaldi SpPDKHOM, dokter spesialis penyakit dalam, merupakan kanker darah yang ditandai dengan meningkatnya kadar sel plasma, sel yang berfungsi membuat antibodi dalam darah, di sumsum tulang secara berlebihan.

Kondisi ini dapat berdampak pada komplikasi lebih lanjut, seperti anemia, gangguan fungsi ginjal, tulang keropos, darah yang mengalir tidak lancar, serta tingginya kadar kalsium dalam darah. “Penyakit ini merupakan penyakit yang mematikan jika salah penanganan. Jadi, pada kanker ini ada produksi berlebihan antibodi, tetapi antibodi tidak berfungsi sebagaimana mestinya, malah justru menurunkan daya tahan tubuh,” ujar dr Ikhwan.

Myeloma juga mengakibatkan kadar kalsium darah meningkat karena adanya kerusakan tulang. Kalsium yang tinggi dalam darah dapat mengganggu irama jantung sehingga myeloma sering tidak terdeteksi karena sering memiliki gambaran yang sama dengan penyakit lain.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.6043 seconds (0.1#10.140)