Berubah Terbuka, Tapi Adik Baasyir Menolak Pembinaan Rohani

Selasa, 19 Februari 2019 - 12:32 WIB
Berubah Terbuka, Tapi Adik Baasyir Menolak Pembinaan Rohani
Noim Baasyir, adik kandung Ustadz Abu Bakar Baasyir, hari ini bebas murni dari Lapas Klas II B Tulungagung. Foto/SINDOnews/Solichan Arif
A A A
TULUNGAGUNG - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas II B Tulungagung, mengklaim berhasil mengubah perangai napi teroris Noim Baasyir yang hari ini menghirup udara bebas.

Noim yang sebelumnya dikenal kaku, eksklusif, menolak berkomunikasi dengan sembarang orang, berubah terbuka.

(Baca juga: Bebas dari Lapas Tulungagung, Adik Baasyir akan Mengurus Keluarga )

"Pendekatan cara kekeluargaan berhasil mengubah yang bersangkutan," ujar Kalapas Tulungagung Erry Taruna kepada wartawan Selasa (19/2/2019).

Tidak hanya aktif berkomunikasi dengan warga binaan lainnya. Pimpinan Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) yang juga adik kandung Ustadz Abu Bakar Baasyir itu juga bisa berkelakar.

Noim juga tidak pernah membuat onar. Perangai itu berbeda ketika yang bersangkutan masih menghuni lapas Sumenep Madura, dan lapas Tuban.

Kendati demikian, menurut Erry program pembinaan rohani yang rutin diselenggarakan lapas ditolaknya. Noim juga tidak bersedia salat Jumat bersama warga binaan lainnya.

"Dia mengatakan belum bisa mengikuti (pembinaan rohani) itu. Dan dalam program rohani itu dia meminta petugas tidak menyinggung soal terorisme," terangnya.

Bagi pihak lapas, penolakan itu (pembinaan rohani) tidak menjadi persoalan. Petugas tetap bisa mengedepankan pendekatan kekeluargaan.

Sebab program deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) juga belum bisa berfungsi maksimal. Kata Erry, dalam setahun petugas BNPT hanya dua kali mengunjungi lapas.

"Program deradikalisasi tidak maksimal. Karenanya ke depan perlu dibentuk pokja-pokja," katanya.

Selama di lapas Tulungagung, Noim yang divonis enam tahun penjara menghuni sel khusus. Dia tinggal bersama dua napi teroris lainnya, yakni Defi Fahrizal (9 tahun penjara) dan Ridwan Sungkar (4 tahun penjara).

Belum lama ini Defi dilayar ke lapas Nusakambangan. Sedangkan Ridwan tahun ini juga akan bebas.

Erry menambahkan, dalam pembicaraan sebelum meninggalkan lapas Noim mengatakan akan berkonsentrasi dengan pekerjaan dan keluarga. "Dan pesan saya jangan lagi berurusan dengan lapas," kata Erry.

Pembebasan yang diterima Noim bersifat murni, yakni telah menjalani hukuman sesuai vonis. Karenanya yang bersangkutan tidak dikenai syarat apapun.

Dari pantauan Sindonews, sebelum meninggalkan lapas, Noim lebih dulu berada di ruang Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP). Lelaki gondrong dan berjenggot tebal itu tampak berbincang akrab dengan petugas lapas.

Noim dijemput keluarga yang mengendarai mobil Kijang Inova nopol AD 8906 KA. Terlihat kurang lebih empat orang dengan dua di antaranya wanita bercadar hitam dan anak-anak. Sebelum naik kendaraan, Noim memperlihatkan surat pembebasan murninya.

Sebagai orang bebas dia mengatakan hendak mengurus keluarga. Saat ditanya apakah dirinya dimintai membuat surat pernyataan kesetiaan kepada NKRI dan Pancasila, Noim dengan tegas mengatakan dirinya adalah warga negara Indonesia.

"Saya orang Indonesia. Untuk yang lain-lain silahkan tanya ke binadik ya," katanya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0798 seconds (0.1#10.140)