Penerapan VAR di Liga Champions Dipuji, Tapi Perlu Pembenahan

Selasa, 19 Februari 2019 - 14:11 WIB
Penerapan VAR di Liga Champions Dipuji, Tapi Perlu Pembenahan
Meski dinilai masih harus dibenahi, tetapi penerapan VAR di Liga Champions mendapatkan banyak pujian. Foto/Ist.
A A A
Debut penggunaan video assistant referee (VAR) di Liga Champions, menuai pujian. Meskipun, penerapan teknologi canggih itu masih perlu pembenahan.

Setidaknya itu disampaikan Ketua komite wasit UEFA Roberto Rosetti. Dia mengatakan, beberapa peristiwa penting telah terjadi di pekan pertama digunakannya VAR pada tiga laga leg pertama 16 besar, Kamis (14/2/2019), yakni Ajax Amsterdam versus Real Madrid, Manchester United (MU) melawan Paris Saint Germain, dan AS Roma kontra FC Porto.

Paling menyita perhatian adalah dianulirnya gol pemain Ajax Nicolas Tagliafico. Mengenai itu, Rosetti mengungkapkan, jika wasit telah mengambil keputusan tepat dengan bantuan VAR.

Dia mengatakan, terpenting adalah wasit mengambil keputusan tepat dan menganggap akurasi lebih penting ketimbang kecepatan.

Dijelaskan saat UEFA berkomunikasi setelah pertandingan di platform media sosial, wasit mengidentifikasi pemain Ajax berada dalam posisi offside dan mengganggu kiper yang mencegahnya bermain atau tidak bisa mengambil bola.

"Ini sejalan dengan protokol VAR dan gol dianulir. Wasit hanya memberikan tendangan bebas tidak langsung karena offside," kata Rosetti dilansir UEFA.

Tingkat akurasi VAR juga terlihat di laga Roma versus Porto. Pada babak pertama, pemain Porto melakukan handball di dekat area penalti, tetapi wasit tidak menganggapnya pelanggaran.

Menurut Rosetti, wasit mengacu pada VAR karena kejadian handball terjadi di luar area penalti. Karena insiden berada di luar kotak penalti, VAR tidak melakukan intervensi dan wasit benar tetap melanjutkan permainan.

Ini juga, kata Rosetti, sejalan dengan protokol VAB IFAB yang hanya memungkinkan VAR melakukan intervensi dalam empat situasi yang mengubah pertandingan.

Berbeda dengan Ajax dan Porto, laga MU melawan PSG tidak ada intervensi signifikan dari VAR. Hanya ada situasi ketika wasit terlambat mengangkat bendera.

Dalam kasus ini, Rosetti mengatakan, asisten wasit dengan benar menunda mengibarkan bendera karena pemain PSG berada dalam posisi akan mencetak gol. Keputusan baru bisa ditinjau jika terjadi gol.

Meski menganggap penerapan VAR berjalan baik, Rosetti menyadari banyak hal harus dibenahi guna memastikan pertandingan sepak bola berjalan adil sesuai aturan yang berlaku.

Selain mulai digunakan pada babak 16 besar Liga Champions, UEFA juga akan menerapkan VAR di final Liga Europa, Piala Super Europa, UEFA Nations League, serta Piala Eropa U-21.

Dia pun senang dengan cara VAR diimplementasikan. "Teknologi ini bekerja dengan sempurna, tim wasit tampil pada tingkat yang sangat tinggi. Itu menunjukkan semua kerja keras yang telah kami lakukan. Ke depannya kami harus membuat VAR berfungsi lebih efisien," katanya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.2032 seconds (0.1#10.140)