Format Debat Pilpres 2019, Diusulkan BPN PAS untuk Dirubah

Selasa, 19 Februari 2019 - 14:35 WIB
Format Debat Pilpres 2019, Diusulkan BPN PAS untuk Dirubah
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (PAS), mengeluhkan format debat. Foto/Dok.SINDOphoto
A A A
JAKARTA - Pasca debat kedua, format debat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, kembali dikeluhkan oleh Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (PAS).

BPN PAS pun mengusulkan kembali perubahan format untuk debat putaran ketiga mendatang. Sebelumnya pasca debat putaran pertama, BPN mengkritisi sejumlah aturan yang telah disepakati oleh KPU beserta dua tim pemenangan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.

BPN misalnya mengeluhkan ada kisi-kisi pertanyaan yang dikirimkan ke masing-masing kandidat, adanya catatan yang dibawa kandidat ke panggung debat, hingga minimnya waktu bagi calon saat menjawab.

Atas keluhan BPN ini, kemudian disepakati perubahan format debat putaran kedua di mana tidak ada lagi kisi-kisi pertanyaan untuk para calon, adanya tambahan waktu bagi kandidat menjawab, hingga ada segmen eksplorasi di mana kandidat berhak mengeluarkan pertanyaan untuk kandidat lain.

Kendati demikian, pascadebat kedua BPN kembali meminta perubahan format di mana tidak ada lagi panelis yang menyusun pertanyaan. Kandidat dibiarkan tarung bebas dari awal hingga akhir.

"Menurut saya ini, seremonial itu aneh-aneh. Kenapa pertanyaan harus ada di dua fishbowl itu, harusnya satu dong, ngambil dari situ. Nah, makanya saya usulkan debat ketiga ini, enggak usah lagi ada yang begitu-begituan lah, kampungan menurut saya. Jadi menurut saya, sebaiknya langsung tanya jawab aja. Misalnya yang akan datang nih cawapres. Cawapres Pak Ma’ruf Amin punya pertanyaan kepada Pak Sandiaga Uno, saya mau tanya soal ini, terus dijawab begini, terus dijawab lagi," kata Dewan Pengarah BPN PAS Fadli Zon kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, kemarin.

Karena itu, menurut wakil ketua DPR ini, panelis tidak lagi diperlukan dalam debat karena dengan ada panelis ini pertanyaan-pertanyaan yang diajukan menjadi rawan bocor meskipun mau bersumpah bahwa itu tidak akan bocor.

"Jadi menurut saya, tingkat kebocoran soal itu sangat mungkin. Ya belum ada bukti, tapi saya yakin kok kita ini orang yang sudah lama di Indonesia yang begitu-begitu bisa terjadi," ucapnya.

Sementara itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengakui debat kedua yang digelar kemarin masih perlu perbaikan. Komisioner KPU Viryan Aziz menyatakan ada sejumlah catatan dalam debat kedua yang akan dibahas lebih mendalam untuk perbaikan pada debat berikutnya.

"Ada beberapa persoalan yang telah kami identifikasi seperti jumlah pendukung yang hadir terlalu banyak sehingga mengganggu konsentrasi capres dalam berdebat," ucapnya, Senin (18/2/2019) di Gedung KPU Jakarta.

Begitu pun terkait durasi waktu menjawab bagi capres peserta debat masih menjadi persoalan yang harus diperbaiki. KPU juga akan bertemu dengan sejumlah pihak, termasuk Bawaslu, TKN Jokowi-Ma’ruf Amin, dan BPN Prabowo-Sandiaga untuk membahas debat berikutnya.

"Tentunya nanti rapat evaluasi dengan tim kampanye akan kita bahas. Kita harapkan dari parpol pendukung paslon menyampaikan ke tim kampanye karena nanti yang akan kita putuskan berdasarkan rapat evaluasi bersama perwakilan dua paslon," ungkapnya.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.5355 seconds (0.1#10.140)