Erupsi Gunung Bromo, Belum Berdampak ke Masyarakat

Selasa, 19 Februari 2019 - 23:14 WIB
Erupsi Gunung Bromo, Belum Berdampak ke Masyarakat
Erupsi terjadi di Gunung Bromo, tetapi tidak sampai mengganggu aktivitas warga. Foto/PVMBG
A A A
PROBOLINGGO - Masyarakat yang tinggal di wilayah Gunung Bromo, belum merasakan adanya dampak yang ditimbulkan akibat erupsi gunung dengan pemandangan eksotis tersebut.

Belum adanya dampak yang dirasakan warga, pasca terjadinya erupsi pada Selasa (19/2/2019) pukul 05.30 WIB tersebut, juga dibenarkan oleh Kepala Seksi Pembangunan Desa Ngadirejo, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Edi Wardoyo.

Menurutnya, erupsi Gunung Bromo tidak berdampak pada masyarakat. Kondisi yang sama, juga dirasakannya bersama warga saat terjadi erupsi Gunung Bromo, pada 2016 silam.

Warga masih beraktivitas seperti biasa. Mereka bercocok tanam di ladang, tanpa terpengaruh oleh erupsi tersebut. "Semua dalam kondisi aman, dan normal. Saya juga masih pergi ke ladang untuk merawat tanaman," tuturnya.

Pelaksana tugas (Plt)) Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pantau Bromo, Wahyu Andrian Kusuma menyebutkan, pada pukul 05.30 WIB terjadi semburan abu dan asap setinggi 600 meter dari puncak.

Asap putih kecoklatan, bercampur dengan abu tersebut mengarah ke barat-barat daya, lalu timur-timur laut, dan selatan-tenggara," tuturnya.

"Masyarakat kami himbau tidak panik dengan adanya kejadian ini. Tetapi, tetap waspada dan menjauhi batas larangan mendekat kawasan puncak hingga radius 1 kilometer," tegasnya.

Kondis ini, biasanya merupakan kondisi erupsi awal. Saat ini, dia terus melakukan pengamatan, untuk memastikan apakah erupsi ini berhenti karena energinya hilang, atau akan mengalami peningkatan.

Erupsi yang membawa abu vulkanik ini, menurutnya bisa berdampak terhadap petani kentang di wilayah Desa Ngadirejo, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, karena merupakan wilayah terdekat dengan jangkauan abu vulkanik.

Tanda-tanda adanya peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Bromo, diakuinya sudah terlihat sejak 30 Desember 2018 lalu. Saat itu, terjadi beberapa kali gempa vuklanik.

"Gempa vulkanik masih terus bermunculan hingga kini. Pada Januari lalu, tercatat ada sebanyak 20 kali gempa vulkanik. Biasanya, hanya terjadi sesekali atau bahkan tidak sama terjadi sekali dalam satu bulan," terangnya.

Sampai saat ini belum ada peningkatan status vulkanik Gunung Bromo. Dia menyatakan, statusnya masih tetap pada level waspada.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.5152 seconds (0.1#10.140)