Maksimalkan Audio Musik Gamelan Lewat Modifikasi Spike

Rabu, 20 Februari 2019 - 11:04 WIB
Maksimalkan Audio Musik Gamelan Lewat Modifikasi Spike
Solekhan menunjukan cara kerja dalam memaksimalkan audio musiki gamelan yang dilakukan dengan modifikasi spike.Foto/SINDOnews/Aan Haryono
A A A
SURABAYA - Alat musik gamelan menjadi ciri khas kebudayaan bangsa. Kemajuan teknologimembawa perbaikan dalam pengunaan alat musik gamelan yang lebih modern dan maksimal.

Salah satunya perbaikan dalam bidang pengolahan audio sinyal.Solekhan, mahasiswa program doktor (S3) Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melakukan penelitian tentang modifikasi spike pada audio musik gamelan.

Dalam disertasinya itu, Solekhan bertujuan untuk memahami fitur dan karakteristik spike itu sendiri. Dalam modifikasi spike ini digunakan metode Modification Spike Harmonic-Percussive Source Separation (ME-HPSS). Metode tersebut sudah terbukti sangat efektif untuk melakukan pemisahan komponen harmonik dan perkusif pada audio yang muncul.

“Spike pada audio musik sendiri merupakan suatu gejala lonjakan alami pada awal onset. Dalam kamus Oxford, istilah spike dijelaskan sebagai durasi denyut yang sangat singkat dengan peningkatan yang cepat diikuti oleh penurunan yang cepat,” katanya, Rabu (20/2/2019).

Ia melanjutkan, dalam instrumen musik gamelan kemunculan spike juga tergantung dari kelompok instrumen tersebut. Keberadaan spike yang sering muncul pada hasil rekaman instrumen musik gamelan, khususnya pada kelompok gamelan bakungan atau pukul merupakan fitur alami yang terjadi.

Modifikasi terhadap spike yang dilakukan adalah dengan jalan mengurangi, menghilangkan, dan juga meningkatkan spike. “Namun untuk itu, tidak bisa dilakukan secara sembarangan, harus mengikuti ketentuan tertentu untuknya,” jelasnya.

Pria asal Pati tersebut juga menyebutkan bahwa dari evaluasi persepsi modifikasi spike dengan metode MS-HPPS pada variasi Modification Factor (MF) 0.8 hingga 1.2 nilai persepsi (imperceptible), MF 0.6 hingga 0.4, dan 1.4 hingga 1.6 nilai persepsi (perceptible but not anonnoying), MF 0.2 dan juga 1.8 nilai persepsi (slightly annoying).

Sedangkan pada MF 2 ke atas hasil perceptual sudah dalam kategori mengganggu. Sehingga untuk MF mendekati 1, evaluasi persepsi semakin baik.

Disertasinya yang berjudul Modifikasi Spike pada Audio Musik Gamelan Menggunakan Harmonic-Percussive Source Separation, ia menyebutkan bahwa penelitian ini diharapkan untuk terus dilanjutkan.

Harapannya, juga bisa sampai mendetail terhadap deteksi notasi musik gamelan, pengubah notasi musik gamelan ke suara audio gamelan, dan pengubah suara gamelan ke bentuk notasi musik. “Kami juga akan terus terbuka lebar bagi para peneliti lain untuk ikut bergabung bersama kami,” katanya.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1836 seconds (0.1#10.140)