Di Markas PBB, Risma Cerita Gerakan Menanam Padi di Rumah Warga

Rabu, 20 Februari 2019 - 14:57 WIB
Di Markas PBB, Risma Cerita Gerakan Menanam Padi di Rumah Warga
Foto/SINDOnews/Ist
A A A
SURABAYA - Wali Kota Surabaya, Jawa Timur Tri Rismaharini menjadi pembicara di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) New York, Selasa (19/2/2019).

Pada forum tingkat internasional itu Risma bercerita tentang warganya yang tetap bisa menanam padi di rumah-rumah lewat gerakan urban farming.

Forum yang dihadiri 193 perwakilan negara anggota tetap PBB itu merupakan salah satu forum penting dunia yang mengundang beberapa wali kota dan gubernur untuk menjadi pembicara. Salah satunya Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang saat itu satu panel dengan Wali Kota Valencia dan Gubernur Nairobi.

Risma dihadapan semua negara menjelaskan penanganan ketahanan pangan hingga pengentasan kemiskinan. Pihaknya sendiri memastikan sudah menerapkan program urban farming sejak 2010. Bahkan, urban farming yang diterapkan Pemkot Surabaya tidak menggunakan pestisida dan hanya menggunakan pupuk alami, sehingga tidak ada bahan kimianya.

“Warga kami ajak untuk menanam buah-buahan, sayuran, dan padi di tanah milik pemerintah dan juga di lingkungan mereka masing-masing. Pemkot pun memberi mereka benih dan peralatan gratis. Saat ini, padi yang mereka tanam di Surabaya tidak hanya beras putih, tetapi juga beras merah dan hitam,” kata Risma, Rabu (20/2/2019).

Ia melanjutkan, program ini juga diterapkan di kampung-kampung Surabaya serta lingkungan perkotaan. Termasuk pula di sekolah dan berbagai kampus di Kota Pahlawan. Hasil urban farming ini untuk memasok kebutuhan di kota, termasuk di hotel dan restoran, serta beberapa didistribusikan ke kota-kota tetangga lainnya.

“Sebulan sekali, kami juga menyelenggarakan minggu pertanian di Taman Surya Balai Kota Surabaya. Acara itu untuk memamerkan semua produk pertanian lokal dari pertanian perkotaan,” ujarnya.

Selain pertanian, Pemkot Surabaya juga mendukung petani garam, perikanan dan peternakan. Bahkan, saat ini pemkot sudah merevitalisasi kampung nelayan sambil mendorong mereka untuk membuat kolam ikan demi meningkatkan produktivitasnya. Alhasil, saat ini mereka dapat menikmati penghasilan yang lebih baik dari bisnis mereka.

“Sedangkan untuk mengendalikan inflasi, Pemkot Surabaya secara teratur membuat operasi pasar murah dan bazar selama bulan puasa yang biasanya kebutuhan makanan pokok sangat tinggi,” katanya.

Sementara untuk meningkatkan gizi warga, Pemkot Surabaya telah menyediakan makanan gratis setiap hari untuk 35 ribu lebih warga, baik orang cacat, anak-anak yatim dan penghuni Liponsos. Selain itu, pemkot juga memberikan makanan tambahan untuk 255 ribu lebih orang yang mengalami pasien HIV/AIDS, pasien kanker, ibu hamil, hingga pekerja sosial.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.6988 seconds (0.1#10.140)