Jalan Rusak, Ibu Hamil Ditandu ke RSUD Ponorogo hingga Bayinya Meninggal
A
A
A
PONOROGO - Foto ibu hamil tua yang ditandu empat lelaki menyusuri jalan berbukit di Desa Dayakan, Kecamatan Badegan, Ponorogo, Jawa Timur, menjadi viral.
Narti yang hendak melahirkan itu harus ditandu akibat kondisi jalan yang rusak parah sebelum dinaikkan ke ambulans untuk proses persalinan di RSUD Ponorogo. Foto saat Narti ditandu tersebut kini viral di media sosial.
Ironisnya, Narti kini harus pasrah atas nasib yang menimpanya setelah putra pertamanya meninggal dunia tidak lama setelah dilahirkan di rumah sakit.
Ditemui di rumahnya, Narti mengakui akses jalan di desanya tidak bisa dilalui mobil ambulans, sehingga dia harus ditandu. “Kalau naik motor atau naik mobil takut jalannya sulit,” katanya, Rabu (20/2/2019).
Narti membantah bayi yang dilahirkannya meninggal akibat ditandu. Menurut dia, hasil pemeriksaan tim medis menyatakan bayinya memiliki kelainan hingga meninggal dalam kandungan. “Pas lahir, bayinya gak bisa diselamatkan. Kata dokter ada kelainan,” ucapnya.
Tak hanya Narti, warga Desa Dayakan juga mengaku kondisi jalan di desanya tak bisa digunakan untuk kendaraan mengangkut orang sakit. Jika dipaksakan lebih berbahaya dan langkah terbaik adalah ditandu.
“Jadi ibu hamil naik mobil itu membahayakan. Karena itu, ditandu lebih aman daripada naik mobil. Jalannya memang sulit. Keadaan masih tanah masih jeglong-jeglong dan berlobang. Kalau hujan licin,” kata Ketua RT Dayakan, Tumper.
Kepala Desa Dayakan, Saroni mengakui, buruknya kondisi jalan menjadi persoalan klasik di desa yang dipimpinnya. Selain lokasinya berbukit-bukit, posisi jalan desa juga bersebelahan dengan jurang dan tebing terjal. “Ya di sini memang begini ini (kondisi jalan). Harus ditandu kalau orang hamil,” katanya.
Narti yang hendak melahirkan itu harus ditandu akibat kondisi jalan yang rusak parah sebelum dinaikkan ke ambulans untuk proses persalinan di RSUD Ponorogo. Foto saat Narti ditandu tersebut kini viral di media sosial.
Ironisnya, Narti kini harus pasrah atas nasib yang menimpanya setelah putra pertamanya meninggal dunia tidak lama setelah dilahirkan di rumah sakit.
Ditemui di rumahnya, Narti mengakui akses jalan di desanya tidak bisa dilalui mobil ambulans, sehingga dia harus ditandu. “Kalau naik motor atau naik mobil takut jalannya sulit,” katanya, Rabu (20/2/2019).
Narti membantah bayi yang dilahirkannya meninggal akibat ditandu. Menurut dia, hasil pemeriksaan tim medis menyatakan bayinya memiliki kelainan hingga meninggal dalam kandungan. “Pas lahir, bayinya gak bisa diselamatkan. Kata dokter ada kelainan,” ucapnya.
Tak hanya Narti, warga Desa Dayakan juga mengaku kondisi jalan di desanya tak bisa digunakan untuk kendaraan mengangkut orang sakit. Jika dipaksakan lebih berbahaya dan langkah terbaik adalah ditandu.
“Jadi ibu hamil naik mobil itu membahayakan. Karena itu, ditandu lebih aman daripada naik mobil. Jalannya memang sulit. Keadaan masih tanah masih jeglong-jeglong dan berlobang. Kalau hujan licin,” kata Ketua RT Dayakan, Tumper.
Kepala Desa Dayakan, Saroni mengakui, buruknya kondisi jalan menjadi persoalan klasik di desa yang dipimpinnya. Selain lokasinya berbukit-bukit, posisi jalan desa juga bersebelahan dengan jurang dan tebing terjal. “Ya di sini memang begini ini (kondisi jalan). Harus ditandu kalau orang hamil,” katanya.
(vhs)