Selama 2018, Guyuran Investasi di Surabaya Tembus Rp58,85 Triliun

Kamis, 21 Februari 2019 - 13:35 WIB
Selama 2018, Guyuran Investasi di Surabaya Tembus Rp58,85 Triliun
(DPM-PTSP) Kota Surabaya mencatat, selama 2018, realisasi investasi mencapai Rp58,85 triliun.Foto/Ilustrasi
A A A
SURABAYA - Data Dinas Penanaman Modal dan pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Kota Surabaya mencatat, selama 2018, realisasi investasi mencapai Rp58,85 triliun.

Hal ini naik dibanding 2017 yang sebesar Rp44,51 triliun. Sektor perdagangan mencatat realisasi investasi terbesar dengan nilai Rp29 triliun, atau sekitar 60 persen dari total realisasi investasi. Kedua adalah sektor jasa konstruksi yang realisasi investasinya mencapai Rp22,72 triliun.

Secara berurutan adalah sektor perhotelan dengan nilai investasi Rp1,5 triliun, transportasi darat Rp800 miliar, sektor makanan dan minuman Rp164 miliar, sektor kesehatan Rp160 miliar, sektor hiburan dan rekreasi Rp55 miliar, sektor pariwisata Rp35 miliar dan sektor pendidikan Rp13 miliar.

“Realisasi investasi pada 2018 melebihi target awal yang ditetapkan Rp41,58 triliun. Ini menunjukkan Surabaya kota yang potensial untuk berinvestasi,” kata Kepala DPM-PTSP Kota Surabaya Nanis Chairani, Kamis (21/2/2019).

Dari total realisasi investasi di 2018 mampu menyerap sebanyak 216.449 tenaga kerja. Jumlah itu naik dibanding 2017 yang serapan tenaga kerjanya sebanyak 158.262 orang.

Sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah perdagangan dengan jumlah 196.539 tenaga kerja. Disusul sektor makanan dan minuman yang menyerap 5.607 tenaga kerja.

Sektor transportasi 2.798 tenaga kerja dan sektor jasa konstruksi 2.351 tenaga kerja. “Sektor perdagangan itu mayoritas pengusaha UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah). Maka serapan tenaga kerjanya paling tinggi,” ujar Nanis.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jatim, Tjahjono Haryono mengatakan jumlah pengusaha kafe dan restoran terus mengalami kenaikan.

Pada 2018, jumlah pengusaha kuliner naik 20% dibandingkan tahun sebelumnya. Para pengusaha tersebut hadir dengan banyak inovasi, terutama menu yang disajikan dan interior kafe yang unik. “Banyaknya resto dan kafe baru ini terkait dengan gaya hidup,” katanya.

Menurutnya, gaya hidup modern dan aktif di jejaring sosial juga menjadi salah satu faktor yang mendorong usaha kuliner berkembang. Lewat media sosial, promosi bisa dilakukan dengan tepat dan cepat.

Faktor lainnya, infrastruktur yang mumpuni serta pemerintah kota yang sangat kooperatif dengan mempermudah perizinan pendirian usaha baru.

“Apalagi dengan adanya tol, orang akan dengan mudah ingin mencicipi makanan khas daerah. Misalnya orang Surabaya ke Madiun atau sebaliknya,” terangnya.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2276 seconds (0.1#10.140)