Mahasiswa Kedokteran Ubaya, Deteksi Bakteri TBC Lewat Dahak

Kamis, 21 Februari 2019 - 20:27 WIB
Mahasiswa Kedokteran Ubaya, Deteksi Bakteri TBC Lewat Dahak
Mahasiswi Kedokteran Ubaya mendeteksi bakteri Tuberculosis (TBC) pada manusia, di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Ubaya, Kamis (21/2/2019). Foto/SINDONews/Ali Masduki
A A A
SURABAYA - Tuberculosis (TBC) merupakan salah satu penyakit menular, dan banyak menyebabkan kematian. TBC masih menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat di Indonesia.

Wakil Dekan II Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (Ubaya), dr. Sawitri Boengas mengungkapkan, data World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke 2 dunia jumlah penderita TBC.

"Hal ini menjadi perhatian khusus bagi dunia kesehatan dan dokter dalam mengidentifikasi secara dini penyakit TBC pada pasien," katanya, saat ditemui di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Ubaya, Kamis (21/2/2019).

Ia mengatakan, deteksi dini terhadap bakteri TBC menjadi salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap tim medis. Untuk itu, Ubaya membekali mahasiswa kedokteran bagaimana mendeteksi bakteri TBC dengan cara mudah dan cepat, yaitu melalui dahak.

Mahasiswa Kedokteran Ubaya, Deteksi Bakteri TBC Lewat Dahak


Saat ini, mahasiswa Fakultas Kedokteran Ubaya memiliki cara bagaimana mengidentifikasi penyakit TBC dengan praktek pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA) pada sputum.

Pemeriksaan melalui dahak ini, kata Sawitri, merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh setiap dokter dengan mengacu pada Standar Kompetensi Dokter Indonesia dan melakukan prosedur laboratorium yang penting seperti keterampilan klinis pada blok respirasi.

"Pada praktikum ini mahasiswa melakukan pemeriksaan pada 2 sampel dahak yaitu dahak pasien biasa yang disiapkan dari mahasiswa sendiri dan dahak pasien TBC yang sudah disiapkan oleh laboran,"ujar dia.

Mahasiswa Kedokteran Ubaya, Deteksi Bakteri TBC Lewat Dahak


Lalu bagaimana caranya? Tahap awal, mahasiswa diberikan edukasi untuk menjelaskan kepada pasien mengenai tindakan pengumpulan sputum. Kemudian sputum akan dioleskan pada objek kaca untuk dilakukan tahap pewarnaan menggunakan Methylen Blue 0.3% dan Carbol Fuchsin 0.3%.

Langkah berikutnya, mahasiswa akan mengidentifikasi spesimen sputum yang berkualitas. Melalui tahap ini mahasiswa akan berlatih membuat dan membaca hasil sediaan apus dari sputum.

Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran Ubaya, dr. Risma Ikawaty mengakui masih ada tingkat kesulitan yang dihadapi mahasiswa yakni pada tahap mengidentifikasi bakteri.

Mahasiswa Kedokteran Ubaya, Deteksi Bakteri TBC Lewat Dahak


Kesulitan yang biasanya dihadapi mahasiswa yaitu belum terbiasanya melakukan prosedur laboratorium dan belum terbiasa mengidentifikasi bakteri yang ukurannya sangat kecil di bawah mikroskop.

"Sehingga memerlukan pembiasaan melalui praktikum seperti ini,"paparnya. Dalam Laboratorium ini, mahasiswa dapat melakukan praktek identifikasi mikrobiologi dan parasitologi.

Sekedar diketahui, Fakultas Kedokteran Ubaya telah dilengkapi 7 ruangan laboratorium. Ketujuh ruangan ini digunakan untuk 10 jenis keahlian yang berbeda yaitu Anatomi, Biokima, Histologi, Fisiologi, Mikrobiologi, Parasitologi, Patologi Klinik, Patologi Anatomi, Farmakologi, dan Clinical Skills Lab.
(eyt)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.3072 seconds (0.1#10.140)