Di Jember Mahfud MD Tegaskan Pemilu Itu Pesta Demokrasi, Bukan Teror

Kamis, 21 Februari 2019 - 21:59 WIB
Di Jember Mahfud MD Tegaskan  Pemilu Itu Pesta Demokrasi, Bukan Teror
Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan (GSK) Mahfud MD. Foto/Dok
A A A
JEMBER - Mahfud MD selaku Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan (GSK) mengaku prihatin dengan kondisi bangsa jelang Pemilu 2019.

Pemilu yang biasanya disebut sebagai pesta demokrasi, kini bagi sebagian orang sekarang pemilu menjadi teror.

“Sekarang ini, pemilu bukan jadi pesta tapi bagi sebagian orang sekarang jadi teror karena ada orang saling membenci, saling melempar isu dari kelompok mana pun,” kata Mahfud saat melakukan kegiatan Jelajah Kebangsaan di Stasiun Jember, Kamis (21/2/2019).

Menurut Mahfud, kondisi tersebut sangat meresahkan bagi keberlangsungan dan kelangsungan ikatan bangsa. Karena itu, mantan ketua MK ini mengajak masyarakat untuk menjadikan pemilu benar-benar menjadi pesta demokrasi.

“Mari jadikan pemilu sebagai pesta demokrasi. Pesta itu tidak ada yang menakutkan, pesta itu selalu menyenangkan. Kalau pesta perkawinan itu kita pilih hidangan sendiri, pesta pemilu kita pilih pemimpin sendiri. Selama Indonesia masih ada, kita bersaudara,” katanya.

Mahfud juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh dengan berita-berita hoaks yang saat ini marak beredar. Salah satunya terkait isu Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) yang akan menggantikan posisi KH Ma’ruf Amin jika kelak jadi cawapres.

Menurut Mahfud, isu yang diembuskan tersebut sangat tidak berdasar dan tidak benar. “Sekarang ini kita sangat dirisaukan oleh banyaknya berita-berita hoaks. Di masyarakat juga tengah dibuat bingung dengan hoaks. Mereka bertanya tentang berita yang tidak benar itu. Hoaks dikembangkan, bahwa Kiai Ma’ruf Amin akan digantikan ahok dalam waktu dekat. Secara hukum itu tidak bisa. Seorang wapres tidak boleh mengundurkan diri. Kalau mengundurkan diri itu diancam hukuman 5 tahun,” tandasnya.

Melalui Jelajah Kebangsaan, Mahfud juga mengajak semua elemen bangsa memanfaatkan pemilu untuk mencari pemimpin dan wakil rakyat yang bisa diterima siapa pun. “Mari kita sambut pemilu dengan kebesaran hati. Hentikan permusuhan-permusuhan hingga 17 April 2019 sore. Kita tunggu hasilnya. Kalau pun ada kecurangan, ada pengadilan,” ucapnya.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7226 seconds (0.1#10.140)