Ayo! Menyusuri Jejak Chairil Anwar di Kampung Anjun Karawang

Jum'at, 01 Maret 2019 - 05:01 WIB
Ayo! Menyusuri Jejak Chairil Anwar di Kampung Anjun Karawang
Dari buffet yang diubah guna menjadi meja tulis inilah, karya-karya Chairil Anwar tercipta. Foto/SINDOnews/Nila Kusuma.
A A A
CHAIRIL Anwar, seorang sastrawan yang terkenal dengan karyanya "Si Binatang Jalang" maka tidak bisa lepas dari Karawang, Jawa Barat.

Jejak sang maestro ini masih membekas di Kota Lumbung Padi, Karawang. Ya, Chairil Anwar memang pernah tinggal di Karawang, tepatnya di Jalan Hos Cokroaminoto, Kampung Anjun, Kelurahan Karawang Kulon, Kecamatan Karawang Barat.

Rumah tempat tinggal Chairil Anwar memang sudah banyak berubah, namun peninggalan sastrawan angkatan 45 ini masih tersimpan baik yaitu buffet yang disulapnya menjadi meja tulis. Dari Buffet inilah maha karya sastra yang ditulis Chairil Anwar tercipta.

Pemilik rumah yang ditempati Chairil Anwar, Bunbun Suherman (70) mengatakan, tidak mengenal dengan Chairil Anwar. Karena saat Chairil Anwar tinggal di rumahnya itu dirinya belum lahir.

Namun berdasarkan keterangan ayahnya, (almarhum) Anim Wiradinata sempat mengatakan jika di rumah yang ditinggalinya itu pernah tinggal seorang pujangga besar Chairil Anwar sekitar 1946. Ayahnya berpesan agar merawat buffet yang disulap menjadi meja tulis tempat Chairil Anwar menulis puisinya.

"Ketika Chairil disini mungkin saya belum lahir dan yang pernah mengalami itu kakak saya. Kalau kata orang tua saya, kakak saya ini sering dipangku Chairil ketika kecil. Saya hanya tahu pesan almarhum ayah saya untuk menjaga buffet ini," kata Bubun

Dari cerita orang tuanya, kata Bunbun, Chairil Anwar datang ke Karawang sekitar 1946 dan tinggal dirumahnya. Buffet berukuran panjang 1 meter, lebar 50 cm dan tinggi 1,5 meter itu terbuat dari kayu jati Belanda berwarna cokelat.

Sisi kiri-kanan bawah terdapat lemari kecil dari kaca, diatasnya setiap sisi terdapat laci. pada bagian atas tengah, Buffet ini dulunya memiliki kaca besar. Sedangkan di bagian paling tengah, buffet ini dimodifikasi, ditambahkan papan yang bisa ditarik keluar masuk, yang fungsikan sebagai meja tulis. "Sampai sekarang buffet ini tidak pernah dipindah atau digeser, tetap seperti semula," katanya.

Bunbun menceritakan jika rumahnya ini dahulu juga menjadi tempat persembunyian para pejuang kemerdekaan dari kejaran tentara Belanda. Ayahnya merupakan orang salah satu pejuang dari rakyat.

Merupakan tokoh masyarakat dan orang ningrat dari Desa Rawagede, Kecamatan Rawamerta. "Almarhum ayah saya pernah mengatakan jika Chairil Anwar tinggal disini untuk bersembunyi. Namun Ayah saya tidak berani menyampaikan itu hanya menduga-duga saja," katanya.

Menurut Bunbun rumahnya juga sempat didatangi peneliti sejarah dari Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung dan pemerintah daerah untuk melihat langsung peninggalan Chairil Anwar. Dia siap memberikan buffet bersejarah ini ke musium untuk dirawat.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.3670 seconds (0.1#10.140)