Sidang Ratna Dikaitkan dengan 02, Ini Respons Kubu Prabowo

Jum'at, 01 Maret 2019 - 21:53 WIB
Sidang Ratna Dikaitkan dengan 02, Ini Respons Kubu Prabowo
Tersangka kasus penyebaran berita bohong atau hoaks Ratna Sarumpaet mengacungkan salam dua jari sebelum persidangan dimulai di PN Jaksel. Foto/SINDOnews/Raka Dwi
A A A
JAKARTA - Ferdinan, anggota Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, tak terima kalau sidang berita bohong yang dilakukan Ratna Sarumpaet bukti buruknya kepemimpinan Prabowo.

Hal itu dia sampaikan menanggapi pernyataan Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf, Raja Juli Antoni yang mengatakan kasus kebohongan Ratna Sarumpaet bukti buruknya kepemimpinan atau leadership Prabowo Subianto.

“Kasus Ratna itu bukan menunjukkan bahwa pak Prabowo mudah percaya hoaks atau mudah dibohongi tetapi itu menunjukan bahwa pak Prabowo memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap rasa sosial kepada sesama manusia,” kata Ferdinand kepada wartawan di Jakarta, Jumat (1/3/2019).

Politikus Demokrat ini menegaskan, kasus kebohongan Ratna adalah kasus tunggal yang tidak ada kaitannya dengan Prabowo maupun BPN.

“Kita akan lihat kebenanaran nanti pada saat proses hukum berjalan. TKN tidak perlu membumbuinya degan segala sesuatu yang tidak perlu. Ya apalagi mengatakan Prabowo mudah percaya kebohongan sama sekali tidak. Justru itu sensitivitas tinggi dari Prabowo terhadap rasa sosial kepada sesama manusia,” ungkapnya.

Justru menurut Ferdinand, Jokowi sebaliknya dari Prabowo yang gampang dibohongi. Dia menyebutkan salah satunya adalah ketika Jokowi menunjuk Arcandra Tahar jadi Menteri ESDM 2016 lalu. Padahal dia berstatus kewarganegaraan Amerika Serikat.
Namun kemudian harus diberhentikan karena melanggar undang-undang.

Selain itu, Ferdinand juga mengatakan pada saat debat kedua Pilpres baru-baru ini Jokowi menyampaikan data-data yang tidak benar.

“Justru kalau mau bicara hoaks ya, Jokowi itu banyak sekali menyampaikan hal-hal yang tidak sesuai fakta. Bahkan di hadapan ratusan juta masyarakat Indonesia yang menyaksikan debat kedua kemarin Jokowi menyampaikan data-data yang hoaks. Jadi kalau TKN bicara menuding 02 itu sebagai penyebar hoaks saya pikir mereka harus berkaca kembali ke dirinya melihat bagaiaman Jokowi tanpa merasa bersalah menyampaikan data-data dan informasi yang hoaks pada saat debat Pilpres,” ungkapnya.

Bahkan, Ferdinand mengungkit program mobil nasional Jokowi yang bernama Esemka yang sampai hari ini belum diproduksi. Menurut dia, hal itu termasuk hoaks karena sudah disampaikan Jokowi berkali-kali ke publik.

“Persoalan mobil Esemka sampai hari ini menjadi mobil ghaib yang tidak pernah terlihat wujudnya. Saya pikir tuduhan itu sengaja dikembangkan untuk menciptakan opini negatif pada 02. Tetapi sesungghnya fakta yang terjadi adalah 01-lah yang paling banyak hoaks digunakan untuk mengangkat citra dirinya termasuk klaim-klaim mereka dengan keberhasilan infrastruktur dan ekonomi. Hoaks yang dibaangkitkan untuk mengangkat citra elektabilitasnya,” tegas dia.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.4996 seconds (0.1#10.140)