Tarif Pesawat Terbang Jadi Pemicu Deflasi Jawa Timur

SURABAYA - Selama Februari 2019, Jawa Timur mengalami deflasi sebesar 0,18 persen. Deflasi tersebut lebih rendah jika dibanding dengan bulan yang sama pada tahun 2018.

Pada bulan Februari 2018 Jatim mengalami inflasi sebesar 0,16 persen. Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim menyebut, tiga komoditas utama yang mendorong deflasi adalah tarif angkutan pesawat terbang, telur ayam ras dan daging ayam ras.

Tarif angkutan pesawat terbang mengalami penurunan setelah pada bulan Januari mengalami kenaikan. Harga telur ayam ras dan daging ayam ras mengalami penurunan. Ini disebabkan melimpahnya pasokan di pasaran.

“Deflasi tertinggi terjadi di Kota Malang yang mencapai 0,42 persen. Sedangkan deflasi terendah terjadi di Kediri dan Banyuwangi yang sebesar 0,08 persen,” kata Kepala BPS Jatim, Teguh Pramono, Jum’at (1/3/2019).

Pada bulan Februari 2019, dari tujuh kelompok pengeluaran, lima kelompok mengalami inflasi dan dua alami deflasi. Inflasi tertinggi adalah kelompok kesehatan sebesar 0,22 persen. Diikuti kelompok sandang 0,19 persen, makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,17 persen.

“Tiga komoditas utama yang mendorong terjadinya inflasi di bulan Februari 2019 adalah bawang putih, beras, dan tomat sayur,” ujar Teguh.

Pada bulan Februari, harga bawang putih mengalami kenaikan akibat kurangnya pasokan di pasaran. Hal ini dikarenakan produksi bawang putih lebih kecil dibanding kebutuhan konsumsi masyarakat.

Kenaikan harga beras juga turut mendorong inflasi. Kenaikan ini dipicu naiknya harga beberapa kualitas beras premium. Ini yang menyebabkan beras menjadi salah satu komoditas pendorong inflasi. Selain kedua komoditas tersebut, tomat sayur juga menjadi komoditas utama pendorong inflasi. “Kenaikan harga tomat sayur dan beberapa jenis sayuran biasanya dipengaruhi oleh faktor cuaca,” ujarnya.