Tak Ingin Terulang Wisatawan Berkuda Tewas, Bupati Blitar Lakukan Ini
A
A
A
BLITAR - Insiden tewasnya pengunjung wisata hutan pinus Gogoniti di Desa Kemirigede, Kecamatan Kesamben akibat jatuh dan terseret kuda membuat Bupati Blitar Rijanto berang. Kesiapan seluruh wisata, yakni terutama berbasis alam di Kabupaten Blitar akan dievaluasi.
Pengelola wisata diminta tidak hanya mengedepankan estetika, keindahan. Tapi juga harus mengutamakan prinsip keselamatan wisatawan. "Kami akan melakukan evaluasi, "tegas Rijanto kepada wartawan. Jatuh dan terseret kuda hingga tewas seperti yang dialami Rahmawati (19) warga Desa Sumberboto, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang adalah murni peristiwa kecelakaan.
Namun ada hal hal kecil yang mendahului sebelum insiden terjadi. Sesuatu yang dianggap sepele namun berakibat fatal, yakni korban diijinkan menunggang kuda tanpa pawang. Sejumlah aspek yang berpotensi kelalaian, kata Rijanto yang akan dievaluasi. "Kadang hal hal kecil yang dipandang sepele justru membahayakan, "jelasnya.
Tidak hanya memerintahkan dinas terkait mendatangi lokasi wisata. Rijanto mengaku akan turun sendiri memastikan kesiapan pengelola wisata. Sebab sektor wisata yakni terutama yang berbasis alam, lagi tumbuh dan bergairah. Tidak hanya wisata bahari. Masyarakat desa di pinggir hutan dan gunung juga berupaya mengeksplorasi setiap potensi yang ada. Namun semuanya harus memiliki standar keamanan yang jelas. Tidak hanya berlomba lomba meningkatkan kunjungan. Tapi juga harus memperhatikan keselamatan pengunjung.
Seperti diberitakan Rahmawati (19) warga Desa Sumberboto, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, tewas setelah terjatuh dan terseret kuda wisata hutan Gogoniti Kesamben, Kabupaten Blitar. Sebelum insiden terjadi Rahmawati sengaja berkuda tanpa dampingan pawang. Korban berdalih tidak melihat sesuatu yang berbahaya. Dan keinginan itu diijinkan oleh pengelola wisata. Dalam kasus kecelakaan ini polisi masih melakukan penyelidikan termasuk memeriksa sejumlah saksi.
Pengelola wisata diminta tidak hanya mengedepankan estetika, keindahan. Tapi juga harus mengutamakan prinsip keselamatan wisatawan. "Kami akan melakukan evaluasi, "tegas Rijanto kepada wartawan. Jatuh dan terseret kuda hingga tewas seperti yang dialami Rahmawati (19) warga Desa Sumberboto, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang adalah murni peristiwa kecelakaan.
Namun ada hal hal kecil yang mendahului sebelum insiden terjadi. Sesuatu yang dianggap sepele namun berakibat fatal, yakni korban diijinkan menunggang kuda tanpa pawang. Sejumlah aspek yang berpotensi kelalaian, kata Rijanto yang akan dievaluasi. "Kadang hal hal kecil yang dipandang sepele justru membahayakan, "jelasnya.
Tidak hanya memerintahkan dinas terkait mendatangi lokasi wisata. Rijanto mengaku akan turun sendiri memastikan kesiapan pengelola wisata. Sebab sektor wisata yakni terutama yang berbasis alam, lagi tumbuh dan bergairah. Tidak hanya wisata bahari. Masyarakat desa di pinggir hutan dan gunung juga berupaya mengeksplorasi setiap potensi yang ada. Namun semuanya harus memiliki standar keamanan yang jelas. Tidak hanya berlomba lomba meningkatkan kunjungan. Tapi juga harus memperhatikan keselamatan pengunjung.
Seperti diberitakan Rahmawati (19) warga Desa Sumberboto, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, tewas setelah terjatuh dan terseret kuda wisata hutan Gogoniti Kesamben, Kabupaten Blitar. Sebelum insiden terjadi Rahmawati sengaja berkuda tanpa dampingan pawang. Korban berdalih tidak melihat sesuatu yang berbahaya. Dan keinginan itu diijinkan oleh pengelola wisata. Dalam kasus kecelakaan ini polisi masih melakukan penyelidikan termasuk memeriksa sejumlah saksi.
(msd)