Tergerus Air Sungai, Jalan Penghubung di Kediri Amblas

Rabu, 06 Maret 2019 - 20:41 WIB
Tergerus Air Sungai, Jalan Penghubung di Kediri Amblas
Jalan ambles yang menjadi penghubung dusun di Kediri. (Foto: iNews/Afnan).
A A A
KEDIRI - Jalan penghubung antardusun di Kabupaten Kediri, Jawa Timur (Jatim) amblas dan putus total akibat tergerus arus sungai setelah hujan deras turun.

Kondisi ini memaksa warga mencari jalan alternatif untuk keluar dari desa. Akses jalan yang berada di Desa Kedung Malang, Kecamatan Papar, amblas sedalam satu meter. Selain itu, tanggul sungai di wilayah tersebut juga ambruk akibat tak kuat menahan derasnya arus.

Seorang warga Kajad Wicaksono mengatakan, jalan kampung ini putus total setelah hujan deras mengguyur Selasa malam. Debit air sungai meningkat, sehingga menyebabkan terjadinya erosi pada tanggul.

BACA JUGA: Puluhan Rumah di Sigi Rusak dan Jalan Putus Diterjang Banjir Bandang

"Erosi ini membuat tanah amblas, dan jalan terputus," kata Kajad di Desa Kedung Malang, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri, Jatim, Rabu (6/3/2019).

Jalan ini, kata dia, putus sekitar pukul 20.00 WIB, Selasa (5/3/2019). Ketika itu, hujan memang sedang deras-derasnya, sehingga volume air juga semakin tinggi. Sedangkan, aliran sungai tersendat sampah yang menumpuk.

"Sampah ini ada di tengah-tengah, jadi air mengalir di pinggir-pinggir, sehingga mengikis tanah," ujar dia.

Dampak dari amblesnya jalan ini, kata dia, banyak warga yang harus berputar arah hingga 300 meter bila hendak keluar ke jalan utama atau berbelanja ke pasar. Sebab, ini jalan ini merupakan akses terdekat menuju ke luar perkampungan.

Untuk mencegah kecelakaan lalu lintas di sana, warga memasang rambu-rambu di sana. Sebab, dari kejauhan jalan tak tampak ambles, sehingga pengendara harus lebih berhati-hati saat melintas.

Sementara itu, ruas Jalan Raya Madiun-Surabaya, Jawa Timur (Jatim) putus total. Akses utama penghubung antarprovinsi itu lumpuh akibat banjir setinggi kurang lebih 50 cm di wilayah Saradan sejak Selasa (5/3/2019). Hingga Rabu (6/3/2019), banjir belum surut.

Kapolres Madiun AKBP Ruruh Wicaksono mengatakan, luapan banjir mulai naik sejak pukul 02.00 WIB dini hari tadi. Hujan yang cukup deras sejak Selasa malam membuat sungai di beberapa wilayah meluap hingga mengalir ke akses jalan raya.

“Kami terus memantau. Pagi ini (luapan air) berangsur surut. Kalau air surut drastis, kendaraan bisa melintas,” kata Ruruh, Rabu (6/3/2019).

Sementara ini, lanjut Ruruh, kendaraan dari Madiun maupun Surabaya dialihkan ke ruas gerbang Tol Wilangan dan Madiun. Agar tidak terjebak macet, akses menuju gerbang Tol Saradan (dekat titik banjir) di persimpangan desa Purworejo, Kecamatan Mejayan, ditutup.

Untuk kendaraan yang ingin menuju Ngawi atau Surabaya, Ruruh mengaku telah diarahkan lewat tol. Meski begitu, mereka tetap diharuskan membayar sesuai tarif yang ditentukan pemerintah.

“Kendaraan diarahkan masuk tol. Kami sampaikan jalan tidak bisa dilewati. Supaya antrean tidak makin panjang, maka kami arahkan ke tol,” kata Ruruh.

Untuk diketahui, hujan deras yang mengguyur Kabupaten Madiun sejak Selasa malam, mengakibatkan banjir bandang di tiga kecamatan. Antara lain Kecamatan Saradan, Mejayan dan Pilangkenceng. Tak hanya menggenangi permukiman warga, banjir juga menggenangi akses jalan nasional Madiun-Surabaya.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7366 seconds (0.1#10.140)