Perbaiki Kendala Akses Perempuan untuk Mendorong UMKM Indonesia

Rabu, 06 Maret 2019 - 20:57 WIB
Perbaiki Kendala Akses Perempuan untuk Mendorong UMKM Indonesia
Setengah dari jumlah usaha kecil dan sepertiga dari usaha menengah di Indonesia dimiliki oleh perempuan. International Finance Corporation dalam laporannya pada 2016 menyatakan bahwa 700.000 UKM berkontribusi sekitar 22% terhadap pendapatan domestik brut
A A A
JAKARTA - Siapa bilang perempuan tak mampu berbuat banyak dirinya maupun untuk orang banyak? Bukitnya, perempuan bisa mengendalikan sebagian besar UMKM di Indonesia.

Kiprah mereka masih bisa dioptimalkan jika hambatan dalam hal investasi dan permodalan bisa diatasi. Hal tersebut diungkapkan dalam seminar bertajuk Scalling Up Women Entrepreneurs di Jakarta (5/3/2019) yang diselenggarakan oleh PT Katadata Indonesia.

Sekitar setengah dari jumlah usaha kecil dan sepertiga dari usaha menengah di Indonesia dimiliki oleh perempuan. International Finance Corporation dalam laporannya pada 2016 menyatakan bahwa sebanyak 700.000 UKM pada tahun tersebut berkontribusi sekitar 22% terhadap pendapatan domestik bruto.

Angka tersebut menunjukkan bahwa para perempuan pengusaha di Indonesia masih mengalami tantangan, tak hanya dalam mengakses modal tetapi juga dalam mengakses kesempatan untuk mendapatkan pengembangan keterampilan, seperti pengembangan produk, manajemen keuangan, tata kelola perusahaan dan pemasaran.

Kementerian Koperasi dan UKM mencatat, total UMKM pada tahun lalu hampir 60 juta. Dari jumlah ini, lebih dari 14 juta usaha dikelola perempuan. Kontribusi UMKM yang dikelola perempuan terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 9,1 persen. Sementara kontribusinya terhadap ekspor lebih dari 5 persen.
Perbaiki Kendala Akses Perempuan untuk Mendorong UMKM Indonesia


Chief Operating Officer PT Katadata Indonesia Ade Wahyudi menuturkan bahwa meskipun peran kaum hawa terbilang besar, tetapi banyak dari mereka masih terhambat dalam mengembangkan usahanya terutama karena permodalan.

"Ada banyak masalah lain, seperti akses untuk mendapat kesempatan pengembangan keterampilan, seperti pengembangan produk, manajemen keuangan, tata kelola perusahaan dan pemasaran," ujar Ade.

Seminar ini turut didukung Investing in Women, sebuah inisiatif Pemerintah Australia yang mempromosikan pemberdayaan ekonomi perempuan di Asia Tenggara.

Seminar tersebut bertujuan untuk memaparkan hal-hal apa saja yang dicari investor ketika mereka akan menginvestasikan modalnya kepada pelaku UMKM, sehingga para perempuan pengusaha diharapkan bisa mulai mempersiapkan hal tersebut. Selain itu, dari seminar ini diharapkan adanya dorongan dari komunitas perempuan pengusaha untuk mengatasi hambatan sosial dan institusional.

"Kami ingin mengakomodir pemerataan kesempatan bagi perempuan di bidang ekonomi. Kami senang bekerja sama dengan Katadata Indonesia. Melalui Investing in Women kami fokus kepada data terkait peran perempuan di sektor usaha," kata CEO Investing in Women Julia Newton-Howes.

Sejumlah pembicara yang hadir dalam seminar Scalling Up Women Entrepreneurs. Mereka adalah Hayuning Sumbadra selaku pemilik merek fashion Adraworld, Batinku, dan Untukmu; Dian Wulandari sebagai co-founder akselerator bisnis Instellar; serta Mitra Patamar Capital Dondi Hananto.

Pemilik jenama fesyen "Adraworld" Hayuning Sumbadra mengutarakan, mentor bisnis adalah pintu awal baginya sehingga bisa menjangkau sejumlah akses guna meningkatkan skala usaha. Menurutnya, keleluasaan akses bagi perempuan pengusaha secara umum relatif sama dengan laki-laki.

"Tapi menurut saya, dalam beberapa hal seperti akses permodalan itu informasinya lebih kurang tersebar kepada perempuan daripada laki-laki. Kita sendiri (perempuan pengusaha) harus rajin buka akses pasar," katanya.

Pendiri Instellar Dian Wulandari menjelaskan, berdasarkan penelitian yang pernah disimaknya diketahui bahwa perempuan pengusaha relatif lebih tangguh dalam menghadapi dinamika bisnis. Tapi, sejumlah kendala melingkupi sehingga usahanya tidak berkembang signifikan.
Perbaiki Kendala Akses Perempuan untuk Mendorong UMKM Indonesia


"Ada tiga hal (hambatan), yaitu minim akses terhadap informasi atau keterampilan, minim akses penguatan keuangan. Dua hal ini sulit diatasi karena perempuan sendiri yang kurang percaya diri," ujar dia.

Sementara itu, Partner Patamar Capital Dondi Hananto menuturkan, berdasarkan survei yang pernah dibacanya diketahui bahwa kurang dari 5 persen dana yang disalurkan perusahaan modal ventura di Amerika Serikat tertuju kepada perempuan pengusaha.

Patamar Capital sendiri adalah perusahaan modal ventura dengan jaringan bisnis tersebar di beberapa negara Asia Tenggara. Dondi mengaku, pihaknya berupaya memeratakan kesempatan bagi perempuan pengusaha dalam mengakses permodalan.

"Fokus kami dalam salurkan dana, kami lihat bisnis yang grafik pertumbuhan usahanya ada lompatan baru yang signifikan dalam beberapa tahun sejak beroperasi. Karena memang dari sepuluh yang didanai, delapan usaha mungkin mati," ucapnya.

Salah satu fokus kerja Investing in Women di Indonesia ialah mendukung organisasi seperti Patamar Capital, Kinara Indonesia, Root Capital, Small Enterprise Assistance Funds (SEAF), dan Capital 4 Development (C4D) Partners yang memberikan dukungan dalam pengembangan kapasitas untuk UMKM yang dimiliki atau memberikan dampak terhadap perempuan.

Belum lama ini, C4D Partners mengumumkan closing pertama dari C4D Asia Fund, yang didukung oleh Investing in Women. Selain melakukan pendanaan di tiga negara, termasuk Indonesia, dana ini dilengkapi dengan Investee SIpport Facility untuk membantu pengusaha memenuhi kebutuhan dan tantangan yang mereka hadapi.

Newton-Howes menyatakan, selain perlu mekanisme pendukung maka pola pikir para perempuan pengusaha juga perlu diubah. “Perempuan di Indonesia termotivasi untuk mandiri secara ekonomi, baik sebagai pekerja maupun wirausaha. Kita harus mulai melihat mengapa sistem menghalangi mereka dalam scalling-up bisnis,” tutur dia.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8057 seconds (0.1#10.140)