PKH Lahirkan Generasi Muda yang Kompetitif

Kamis, 07 Maret 2019 - 15:56 WIB
PKH Lahirkan Generasi Muda yang Kompetitif
Presiden RI Joko Widodo di GOR Bulungan Jakarta Selatan (6/3/2019).Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Presiden RI Joko Widodo menegaskan negara ini butuh anak-anak yang pintar, anak-anak yang sehat agar bisa berkompetisi dengan negara lain.

"Mereka pemimpin-pemimpin masa depan, oleh karena itu, ibu-ibu penerima bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) harus sadar betul bahwa untuk itu, anak sehat dan cerdas menjadi suatu keharusan," ucap Presiden RI Joko Widodo di GOR Bulungan Jakarta Selatan (6/3/2019).

"PKH itu penting. Kita harus sadari itu. Dan ini harus disiapkan lewat PKH ini. Tolong anggaran Program Keluarga Harapan yang diperoleh, betul-betul digunakan untuk tambahan gizi anak. Gizi anak penting untuk kesehatan dan kecerdasan," tegas Presiden di hadapan 2.000 peserta kegiatan sosialisasi Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan dan Bantuan Pangan Non-Tunai.

"Di rem bu, di rem. Jangan langsung dihabiskan. Bulan April bantuan tahap dua akan masuk," pintanya.

Presiden berharap penggunaan bantuan sosial yang diterima kelak dapat digunakan sesuai peruntukkannya. "Penggunaan tepat sasaran. Bisa untuk seragam sekolah anak, beli sepatu dan tas sekolah, serta susu, telur, ikan atau ayam untuk menambah asupan gizi anak", harap Presiden.

Pada kegiatan tersebut, Jokowi juga menyerahkan sertifikat graduasi bagi tiga KPM Mandiri Sejahtera, bantuan beasiswa terhadap tiga anak KPM PKH berprestasi sebagai wujud apresiasi pemerintah serta sosialisasi Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah yang rencananya akan diluncurkan tahun depan.

Sementara itu, Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan hasil evaluasi World Bank tahun 2018 bahwa PKH memiliki dampak positif dalam hal peningkatan konsumsi perkapita, konsumsi protein, mengurangi gizi buruk dan stunting serta meningkatkan partisipasi sekolah.

"KPM PKH yang sudah Graduasi Sejahtera Mandiri tahun 2018 sebanyak 621.788 KPM (6,2%). Target graduasi tahun 2019 sebanyak 800.000 KPM (8%)", ungkap Agus.

Yuliana, ibu 4 anak yang telah menerima bantuan sosial PKH selama 4 tahun ini, kini memutuskan untuk keluar dari kepesertaan tanpa ragu sedikitpun.

"Selagi ada kemauan, pasti bisa. Tujuannya untuk mandiri. Dengan bantuan PKH yang saya peroleh, dikelola untuk biaya sekolah anak dan modal usaha. Setelah cukup, digunakan untuk buka usaha berjualan kue", ujar Yuliana.

Meskipun suami saya buruh, namun panggilan kerja alhamdulillah tiada henti, terutama sejak suami dan anak-anak mendukung saya untuk mandiri, keluar dari PKH.

Saat ini Yuliana berjualan dan menerima pesanan kue dengan keuntungan yang sudah cukup untuk membiayai kehidupan keluarganya.. "Sehari-hari laba pesanan kue yang saya terima bisa mencapai 300 ribu bersih," ucapnya sumringah.

Saya berharap, KPM PKH lainnya juga semangat untuk terus meningkatkan taraf hidup keluarganya dengan mandiri. Tidak terus bergantung pada pemerintah, apa lagi sekarang bantuan pemerintah banyak.

"Apalagi Presiden Jokowi mewanti-wanti untuk mengelola bantuan PKH sebaik mungkin, hanya untuk anak dan ditabung buat tambah-tambah modal usaha", ujarnya.

"Semoga Program Keluarga Harapan dapat terus berlanjut. Program ini sangat bermanfaat bagi penerimanya," ucap Yuliana
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.7944 seconds (0.1#10.140)