Cantiknya Struktur Masjid Al-Osmani Medan dan Makam 5 Raja Deli

Sabtu, 16 Maret 2019 - 06:05 WIB
Cantiknya Struktur Masjid Al-Osmani Medan dan Makam 5 Raja Deli
Masjid peninggalan Kesultanan Deli bernama Masjid Raya Al-Osmani yang berdiri di kawasan Medan Labuhan, Sumatera Utara. Foto/Istimewa.
A A A
KESULTANAN Melayu Deli di Sumatera Utara (Sumut) adalah sebuah kesultanan yang dikenal sangat memegang teguh ajaran syariat Islam.

Selain Masjid Raya Al-Mashun di jantung Kota Medan, Kesultanan Deli juga memiliki masjid bersejarah sebagai peninggalannya.

Masjid bersejarah ini dikenal dengan nama Masjid Raya Al-Osmani yang berdiri di kawasan Medan Labuhan. Masjid Al-Osmani terletak di Jalan Yos Sudarso KM 17,5 Kelurahan Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan, Sumatera Utara. Masjid ini berjarak 18 kilometer dari pusat Kota Medan atau sekitar setengah jam ditempuh dengan sepeda motor.

Bangunannya yang khas dengan perpaduan arsitektur Timur Tengah dan Asia menjadikan masjid ini sebagai salah satu destinasi wisata reliji bagi pengunjung yang datang ke Kota Medan. Masjid peninggalan Kesultanan Deli ini merupakan salah satu masjid tertua di Kota Medan.

Masjid Al-Osmani ini dibangun pada tahun 1854 oleh Raja Deli ketujuh, Sultan Osman Perkasa Alam dengan menggunakan bahan kayu pilihan. Hal ini pun tertoreh di prasasti berwarna hitam yang terletak di bagian depan dinding masjid.

Antropolog dari Universitas Sumatera Utara (USU) Agustrisno membenarkan bahwa Masjid Al-Osmani merupakan peninggalan Kesultanan Deli yang didirikan oleh Sultan Deli VII Osman Perkasa Alam. Kata dia, Kesultanan Deli kerap mendirikan simbol-simbol keislamannya lewat bangunan-bangunan masjid yang megah.

“Selain dijadikan sebagai tempat beribadah, Masjid Al-Osmani juga sebagai tempat penyebaran dakwah serta penyampaian informasi dari kerajaan,” kata Agustrisno kepada Koran SINDO beberapa waktu lalu.
Cantiknya Struktur Masjid Al-Osmani Medan dan Makam 5 Raja Deli


Apabila berkunjung ke Masjid Al-Osmani, di depan masjid ini terdapat sebuah sekolah YASPI (Yayasan Pendidikan Islam). Tak jauh dari masjid ini di sebelah YASPI ada sebuah pekong Lima Medan Labuhan dan di depan pekong tersebut ada sebuah jalan yang menuju ke pajak/pasar Medan Labuhan.

Dilansir dari Wikipedia, Masjid Al-Osmani awalnya dibangun pada tahun 1854. Kemudian pada tahun 1870 hingga 1872 masjid yang terbuat dari bahan kayu itu dibangun menjadi permanen oleh putra Sultan Osman, yakni Sultan Mahmud Perkasa Alam yang juga menjadi Raja Deli ke-8.
Hingga kini, selain digunakan sebagai tempat beribadah, masjid itu juga dipakai sebagai tempat peringatan dan perayaan hari besar keagamaan.

Keunikan Masjid Al Osmani
Sejarah Masjid Al-Osmani bermula ketika Tuanku Panglima Pasutan memindahkan pusat kerajaan dari Padang Datar (sebutan Kota Medan kala itu) ke Kampung Alai (sebutan untuk Labuhan Deli). Mereka membangun Istana kerajaan yang lokasinya (dulu) berada di depan Masjid Al-Osmani. Pemindahan itu dilakukan setelah Tuanku Panglima Padrab Muhammad Fadli (Raja Deli ke-3) memecah daerah kekuasaannya menjadi empat bagian untuk empat putranya.

Ketika pertama kali dibangun, ukuran Masjid Al-Osmani hanya 16x16 meter dengan material utama dari kayu.Pada tahun 1870, Sultan Deli VIII Mahmud Al Rasyid melakukan pemugaran besar-besaran terhadap bangunan masjid yang diarsiteki arsitek asal Jerman, GD Langereis. Selain dibangun secara permanen, dengan material dari Eropa dan Persia, ukurannya juga diperluas menjadi 26x26 meter. Renovasi itu selesai tahun 1872.

Beberapa kali pemugaran terhadap bangunan masjid ini telah dilaksanakan tanpa menghilangkan arsitektur asli yang merupakan perpaduan bangunan Timur Tengah, India, Spanyol, Melayu, dan China. Kombinasi arsitektur empat Negara itu misalnya pada pintu masjid berornamen China, ukiran bangunan bernuansa India, dan arsitektur bernuansa Eropa, dan ornamen-ornamennya bernuansa Timur Tengah.
Keindahan Masjid Al-Osmani Medan dan Makam 5 Raja Deli

Rancangannya unik, bergaya India dengan kubah tembaga bersegi delapan. Kubah yang terbuat dari kuningan tersebut beratnya mencapai 2,5 ton. Masjid Al-Osmani didominasi warna kuning, dengan warna kuning keemasan yang merupakan warna kebanggaan Suku Melayu, warna tersebut diartikan atau menunjukkan kemegahan dan kemuliaan. Kemudian dipadu dengan warna hijau yang filosofnya menunjukkan keislaman.

Enam Sultan Deli yang pernah bertahta di Istana Kerajaan Melayu Deli di Labuhan Deli, sejak dari Sultan Deli ke 4 hingga Sultan Deli ke-9 adalah:
[1] Sultan Deli ke-4 Tuanku Panglima Pasutan (berkuasa 1728-1761)
[2] Sultan Deli ke-5 Tuanku Panglima Gandar Wahid (1761-1805)
[3] Sultan Deli ke-6 Sultan Amaluddin Perkasa Alam (1805-1850)
[4] Sultan Deli ke-7 Sultan Osman Perkasa Alam (1850-1858)
[5] Sultan Deli ke-8 Sultan Mahmud Perkasa Alam (1858-1873)
[6] Sultan Deli ke-9 Sultan Ma’mum Al Rasyid Perkasa Alam (1873-1924).

Di kompleks Masjid Al Osmani ini terdapat lima makam Raja Deli. Yaitu, Tuanku Panglima Pasutan (Raja Deli ke-4), Tuanku Panglima Gandar Wahid (Raja Deli ke-5), Sulthan Amaluddin Perkasa Alam (Raja Deli ke-6), Sultan Osman Perkasa Alam (Raja Deli ke-7), dan Sulthan Mahmud Perkasa Alam (Raja Deli ke-8). Sedangkan Raja Deli ke-9 Sultan Ma’mum Al Rasyid Perkasa Alam (1873-1924) dimakamkan Kompleks di Masjid Raya Al-Mashun Kota, Medan.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.8406 seconds (0.1#10.140)